Kamis, 30 Desember 2010

sugeng warso enggal



tahun baru memasuki 2011 redaksi warta paranggupito mengucapkan selamat tahun baru semoga membawa perubahan, membawa kebaikan, membawa harapan baru dimana era globalisasi. pemerintahan baru di wonogiri diharapkan bisa membawa wonogiri kedepan menjadi kabupaten yang maju dengan tetap mengedepankan etika, budaya dan tradisi namun bisa menyesuaikan dengan kemajuan jaman. diharapkan wonogiri menjadi wonogiri yang bersih dari KKN.

Rabu, 15 Desember 2010

“Wartawan” tak dikenal bikin sekolah resah

Wonogiri (Espos)–Sejumlah kalangan sekolah di Wonogiri merasa resah dengan sekelompok orang mengaku “wartawan” yang sering datang ke sekolahan mereka.

Kedatangan mereka dinilai mengganggu karena setiap datang tidak ada keperluan liputan apa pun.

Kepala SMK Sudirman 1 Wonogiri, Rofingi, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Selasa (14/12), menuturkan kedatangan sekelompok orang tersebut ke sekolahan tanpa dilengkapi identitas media.

Mereka datang secara berkala dan bergantian. Paling tidak dua hingga tiga kali dalam sepekan. Menurutnya, kebanyakan dari mereka datang dari luar Wonogiri.
“Mereka selalu bilang hanya silaturahmi dan memang tidak secara langsung meminta uang, tapi saya tahu niat kedatangan mereka. Buktinya kalau saya beri uang pasti diterima,” terang dia.

Ia lebih jauh menyampaikan, aktivitas orang-orang yang mengaku wartawan tersebut sudah menjadi kebiasaan.

Dia mengaku harus menyiapkan sejumlah uang setiap hari untuk menyambut kedatangan mereka. Meskipun demikian, ia belum pernah mengadukan kepada siapa pun terkait kejadian itu.

DARYONO RINTIS BATIK KOMBINASI DI TIRTOMOYO


Ternyata tak hanya Solo yang terkenal dengan batik, di Wonogiri khususnya di Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri terdapat bermacam-macam jenis batik salah satunya batik kombinasi antara cap dan tulis milik Daryono (33 th).
Berawal dari pengalaman kerjanya di Laweyan Solo, Daryono mencoba membuka usahanya di Tirtomoyo tepatnya di Dusun Sendang, Desa Sendangharjo Kecamatan Tirtomoyo. Dengan modal mandiri sebesar Rp 20 juta Daryono dibantu 8 karyawannya memproduksi Batik Cap kombinasi tulis yang dijual dalam bentuk kain dengan ukuran 175 cm x 115 cm seharga Rp 60 ribu. Dalam satu minggu Daryono mampu memproduksi sejumlah 250 buah kain batik. Menurut Daryono penghasilan kotor dalam satu bulannya mencapai Rp 25 juta. Karena sebelumnya telah memiliki jaringan kerja Daryono tak mengalami kendala dalam hal pemasaran. “Wilayah pemasaran kami di daerah Klaten dan Jogjakarta, biasanya di pasaran dijual Rp 100 ribu” terangnya.


Meski telah 1,5 tahun berwiraswasta namun baru 6 bulan terakhir ini Daryono membuka usahanya di Tirtomoyo, selama ini semua menggunakan modal mandiri. “Saya belum tahu bagaimana cara mencari bantuan modal ke pemerintah” ungkapnya.
Potensi lokal ini tak lepas dari perhatian pemerintah, salah satunya perhatian Camat Tirtomoyo, Teguh Waluyatmo, M.Si yang berharap kepada Bupati Wonogiri untuk memudahkan investor masuk ke wilayah Wonogiri guna mengembangkan Batik di wilayah Tirtomoyo khususnya dan Wonogiri pada umumnya. Hal ini disampaikan dalam kunjungan kerja Bupati Wonogiri, Senin (12/12) di Desa Sendangharjo Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri. Dalam sambutannya Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto pun berharap agar kualitas batik tetap dijaga dan harga batik Wonogiren mampu bersaing di pasaran Internasional.(in_humas)

RIBUAN PERANGKAT DESA WONOGIRI PERJUANGKAN NASIB DI JAKARTA





Sebanyak 1.516 Perangkat Desa (Perdes) yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Wonogiri bertolak ke Istana Negara di Jakarta, Minggu (12/12). Keberangkatan kali ini merupakan kali kedua menuju ke Jakarta, setelah sebelumnya pada 8 Juli lalu mereka ke gedung wakil rakyat DPR-RI.

Tujuannya untuk mengantarkan Draf UU tentang Pemerintahan Desa. Mereka akan bergabung dengan Praja dari Kabupaten se-Indonesia. Tujuan utama adalah mendesak Pemerintah Pusat agar membahas UU tentang Pemerintahan Desa.
Mereka menuntut agar diangkat menjadi PNS. “Meminta Perdes jadi PNS seperti Sekdes, kami juga minta agar UU itu segera dibahas. Sehingga Pemdes bisa mengatur keuangan desa. Masa jabatan Kades diminta 10 tahun atau 2 periode, bukan 6 tahun seperti sekarang ini. Dana perimbangan dari pusat juga diminta dicairkan ke kas desa agar pembangunan desa segera berjalan. Ini bukan demo hanya audiensi,” ungkap Ketua Umum PPDI Wonogiri, Widi Hartono.

Menurut Widi pemerintah diskrimintif terhadap mereka. Sebab jabatan Sekdes berstatus PNS, Kepala Desa dan jajaran di bawahnya, tidak berstatus PNS, kecuali Sekdes. Sebaiknya dihapus saja UU Nomor 32 Tahun 2004. “Karena justru menimbulkan iri di antara Perdes,” katanya.
Bupati Wonogiri Danar Rahmanto dan Ketua DPRD Wonogiri Wawan Setya Nugraha hadir menyalami dan melepas keberangkatan rombongan PPDI dari alun alun Giri Krida Bhakti Wonogiri. Mereka menumpang 35 bus. Bupati berpesan agar menjaga nama baik Wonogiri di Jakarta. Bupati mendukung apa yang diperjuangkan Perdes Wonogiri tersebut. (HUMAS_ESTI SUCI)

Sabtu, 11 Desember 2010

Tinggi, animo warga paranggupito ikuti Labuhan Ageng


Wonogiri (Espos)--Sekitar 300 warga berbondong-bondong mengikuti prosesi Labuhan Ageng memperingati Tahun Baru Hijriyah, Senin (6/12), di Pantai Sembukan, Desa/Kecamatan Paranggupito.

Meski kondisi Senin kemarin kurang bersahabat karena hujan turun tapi warga tetap antusias menghadiri acara itu.

Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Aris Tri Budaya mengatakan jika melihat jumlah penonton, animonya sangat tinggi. Pihaknya hanya menyayangkan potensi wisata sebagus itu belum didukung sarana memadai.

“Kami sebenarnya berkali-kali mengajukan anggaran untuk perbaikan sarana dan prasarana objek wisata, tapi usulan kami jarang mendapat perhatian,” ujarnya.

Acara itu dihadiri Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto didampingi Camat Paranggupito, Sariman dan sejumlah pejabat Pemkab.

Acara dimulai setelah ubarampe labuhan berupa tumpeng dan gunungan hasil bumi yang dibawa panitia acara di bawah pimpinan tokoh masyarakat setempat, Bambang Gunarso memasuki tempat acara. Tidak tampak adanya kepala kerbau yang biasanya menjadi ubarampe utama.

Ubarampe itu kemudian diserahkan kepada tokoh masyarakat lainnya, Sucipto, lalu didoakan dan dibawa ke laut untuk dilarung. Namun, hanya tumpeng yang berhasil dilarung karena gunungan hasil bumi ludes diperebutkan warga, hanya dalam hitungan detik, menyisakan tandu yang terserak di atas pasir putih.

Salah seorang warga Rukini, sambil menunjukkan pare dan beberapa sayuran lainnya mengatakan hasil bumi itu sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rezeki dari Allah.

“Ini hanya sebagai ucapan rasa syukur pada apapun yang diberikan Tuhan, entah itu sepotong pare atau sekarung terong yang didapat, harus disyukuri,” ujarnya.

shs

Hari ini, Labuhan Ageng Sembukan digelar

Wonogiri (Espos)–Tradisi tahunan Labuhan Ageng di Pantai Sembukan, Desa Paranggupito, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri akan digelar, Senin (6/12) siang ini.

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, akan ada beberapa perubahan dalam penyelenggaraan acara ini, tanpa mengurangi daya tariknya sebagai atraksi wisata.

Salah satu perubahan itu adalah larung kepala kerbau/sapi yang biasanya menjadi acara inti, pada penyelenggaraan kali ini akan ditiadakan.

Hal itu sudah menjadi kesepakatan warga dan tokoh masyarakat setempat, guna menghilangkan unsur-unsur yang dinilai berbau syirik.

“Tahun ini memang tidak akan ada larung kepala kerbau. Acara akan diisi dengan tasyakuran dan gelar potensi budaya, serta pertunjukan wayang semalam suntuk,” ungkap tokoh masyarakat yang juga ketua panitia Labuhan Ageng, Bambang Gunarso, saat dihubungi Espos, Minggu (5/12).

shs

9.105 Pelamar ikuti tes seleksi CPNS di Wonogiri

Wonogiri (Espos)–Tes seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2010 akan digelar Minggu (12/12) besok. Sebanyak 482 ruangan dan sekitar 1.000 orang pengawas dan tenaga tata usaha (TU) disiapkan panitia di Kabupaten Wonogiri untuk menampung dan melayani 9.105 pelamar yang dipastikan ikut tes.

Dibandingkan informasi sebelumnya, jumlah pelamar yang ikut tes tersebut berkurang sebanyak sembilan orang. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri, Rumanti Permanandyah, saat ditemui Espos, Jumat (10/12), mengungkapkan pengurangan tersebut karena setelah diteliti ulang ternyata ada pelamar yang tercatat dua kali alias dobel.

“Awalnya waktu baru selesai seleksi administrasi, jumlah pelamar yang lolos dan bisa ikut tes sebanyak 9.114 orang. Tapi setelah diteliti kembali ternyata ada yang terdata dobel sebanyak sembilan orang. Jadi jumlah peserta pastinya sebanyak 9.105 orang,” ungkap Rumanti.

Rumanti menjelaskan panitia telah meminjam sebanyak 482 ruang yang tersebar di 39 sekolah, SD hingga SMA di wilayah Wonogiri kota. Panitia juga telah merekrut tidak kurang dari 1.000 orang guru untuk menjadi pengawas tes serta petugas di bagian tata usaha. Rencananya, masing-masing ruangan yang berisi 20 peserta akan diawasi dua orang pengawas sedangkan ruangan berisi 10 peserta akan diawasi seorang pengawas.

Kepala sekolah, kata Rumanti, juga telah diminta untuk menyiapkan penomoran kursi. “Soal tes akan diambil oleh panitia ke Semarang, besok (Sabtu, 11/12) dan direncanakan sampai di Wonogiri pukul 13.00 WIB. Berkas soal akan disimpan di Sekretariat Penerimaan CPNS, Graha Personalia menggunakan tiga kunci. Masing-masing dipegang oleh Sekda, Kepala Inspektorat dan kepolisian. Lalu Minggu (12/12) pagi, kepala sekolah dan TU akan diminta mengambil soal ke sekretariat,” ujar Rumanti.

Meski jumlah peserta berkurang, dibandingkan tahun lalu, pesertanya justru bertambah. Tahun lalu, dari 13.000 pelamar, hanya 7.000-an orang yang dinyatakan lolos seleksi administrasi. Rumanti mengakui dengan jumlah peserta tersebut, dana senilai Rp 730 juta yang disiapkan Pemkab sangat mepet.

Sedangkan mengenai pelaksanaan tes, direncanakan dalam dua sesi. Pertama, tes pengetahuan umum dimulai pukul 07.00-10.00 WIB dan kedua tes potensi akademik dan psikologis, dimulai pukul 11.00-14.00 WIB. Menurut Rumanti, kebanyakan peserta tes seleksi CPNS tersebut berasal dari luar kota seperti Pacitan dan Ponorogo.

shs

Legislator desak Bupati Wonogiri tata ulang birokrasi

onogiri (Espos)–Kalangan legislator di DPRD Wonogiri mendesak Bupati H Danar Rahmanto segera melakukan penataan dan pengisian jabatan birokrasi di Pemkab dengan prinsip ‘the right man on the right job’, guna meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan APBD.

Demikian salah satu pemandangan umum yang disampaikan fraksi-fraksi di DPRD terhadap nota pengantar bupati tentang RAPBD 2011 dalam sidang paripurna yang digelar di Ruang Paripurna Gedung DPRD, Jumat (10/12). Hampir semua fraksi sepakat bahwa kondisi keuangan yang digambarkan dalam RAPBD 2011 sangat memprihatinkan. Pendapatan daerah terus menurun dari tahun ke tahun sehingga berimbas pada minimnya alokasi belanja dan program pemerintah.

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) melalui juru bicaranya, Jarmono menyampaikan permasalahan utama terkait pendapatan daerah adalah perlunya peningkatan baik dalam hal manajemen, pengelolaan, maupun kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) aparatur.

Desakan lebih tegas mengenai penataan birokrasi oleh bupati disampaikan oleh Fraksi Partai Golkar (FPG). Diungkapkan juru bicaranya, Sugiarto, penataan dan pengisian jabatan birokrasi saat ini perlu segera dilakukan, guna memacu dan mengoptimalkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.

“Kami perlu tahu apa langkah-langkah strategis yang akan dilakukan bupati berkaitan dengan hal ini 2011 mendatang,” ujar Sugiarto.

Penegasan perlunya penempatan pejabat sesuai kapasitas, kecerdasan, maupun latar belakang pendidikan alias ‘the right man on the right job’ disampaikan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P). Juru bicara FPDI-P, Sriyono memandang sudah sangat jelas di semua komponen pendapatan daerah pada struktur RAPBD 2011 mengalami penurunan.

“Ironisnya, masalah yang dihadapi dari tahun ke tahun selalu sama, perlu adanya peningkatan, baik dalam hal manajemen pengelolaan, kualitas maupun kuantitas SDM aparatur. Untuk itu, kami senapas dengan bupati untuk melaksanakan reformasi birokrasi. Kapasitas, kecerdasan dan latar belakang pendidikan harus disesuaikan dengan ‘job description’ yang ada,” jelas Ketua FPDI-P tersebut.

Sebagaimana diinformasikan, pendapatan daerah dalam struktur RAPBD 2011 mengalami penurunan. PAD turun 6,27%, dana perimbangan turun 0,48 % dan lain-lain pendapatan yang sah turun 72,95%. Bahkan, APBD 2010 diproyeksi mengalami defisit hingga Rp 41 miliar.

shs

Rabu, 01 Desember 2010

Pemkab tetap gelar Jamasan Pusaka

wonogiri (Espos)–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri akhirnya tetap akan menggelar Kirab dan Jamasan Pusaka pada Bulan Sura/Muharam tahun ini.

Event budaya bakal dilaksanakan dengan sejumlah modifikasi. Kegiatan tersebut dijadwalkan Minggu (19/12), berpusat di Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM)

Hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi panitia kegiatan gelar wisata budaya bulan Sura/Muharam di Ruang Data Kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Selasa (30/11).

Selain membahas acara jamasan, rapat yang dipimpin Plt Sekretaris Daerah (Sekda), Sutanto Djosowijatmo itu juga membahas rencana acara Labuhan Ageng di Sembukan yang dijadwalkan Senin (6/12) serta Sedekah Bumi di Kahyangan pada Kamis (23/12).

“Selama ini masyarakat sering salah memaknai jamasan itu sebagai persembahan. Mestinya masyarakat diberi pengertian bahwa sebuah pusaka perlu dibersihkan sebagai bagian dari pelestarian budaya. Lain dari itu sebuah pusaka yang terbuat dari logam atau kayu perlu dibersihkan karena jika kotor mungkin saja ada racunnya. Misalnya seperti itu,” kata Jaelani.

shs

53,84% Penderita HIV/AIDS Wonogiri meninggal

Wonogiri (Espos)–Sebanyak 53,84% atau tujuh dari 12 penderita HIV/AIDS di Wonogiri tercatat meninggal dunia. Para penderita HIV/AIDS atau ODHA tersebar di lima dari 25 kecamatan yang ada di Pemkab Wonogiri.

Guna mengantisipasi dan menurunkan angka penderita, mulai akhir tahun ini Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) akan mengoptimalkan pemeriksaan terhadap para pembantu rumah tangga (PRT) urban. Sebab hasil pelacakan petugas DKK, para ODHA (orang dengan HIV/AIDS) terjangkit saat boro.

Penegasan bernada peringatan itu disampaikan Kepala DKK Wonogiri, dr Aug Jarot didampingi Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Wonogiri, dr Tuty Darsari, Rabu (1/12).

“Hari ini memang Hari AIDS se-dunia peringatan dipusatkan di Jawa Timur. Wonogiri juga memperingati secara sederhana, yakni kunjungan atau visit ke rumah-rumah ODHA. Di Soloraya ODHA Wonogiri paling sedikit,” ujar dr Aug Jarot.

Saat ditemui Espos di ruang kerja, Aug Jarot menjelaskan Pemkab Wonogiri berusaha menekan angka ODHA. “Langkah efektif dan akan kami optimalkan tahun ini adalah mewaspadai serta memeriksa PRT urban. PNS sudah ada pemeriksaan rutin, utamanya saat menjadi CPNS,” jelas Jarot.

Mantan Kepala Puskesmas Jatisrono ini menjelaskan, masyarakat diharapkan ikut mengawasi dan tidak mengucilkan ODHA. Salah satu ciri, jelasnya, seseorang terserang HIV/AIDS adalah sariawan tak sembuh-sembuh.

“Istilah jawa gomen terlalu lama. Ciri umum lain, warga menderita flu lama dari biasa. Tanda-tanda umum terus disosialisasikan. Pencegahan paling efektif adalah tidak ganti-ganti pasangan.”

Ditambahkan oleh Kabid P2PL, dr Tuty Darsari hingga 2010 jumlah ODHA Wonogiri 13 orang. “Tujuh penderita sudah meninggal, seorang ODHA boro dan sisanya atau lima ODHA dalam pemantauan petugas kesehatan. Lima orang, dua di antaranya Balita dengan salah satu Balita kedua orangtua sudah meninggal.”

Disebutkan oleh mantan Kepala Puskesmas Baturetno ini, lima kecamatan adalah Ngadirojo, Selogiri, Jatipurno, Giriwoyo dan Nguntoronadi. Dikatakannya, pemerintah memfasilitasi para ODHA.

“Utamanya kontrol di rumah sakit, biaya transportasi menjadi beban penderita. Tahun ini biaya penanggulangan HIV/AIDS Wonogiri cuma Rp 15 juta dan habis. Jika ditemukan penderita baru tidak ada dana lagi.”

Sementara itu, Camat Selogiri Bambang Haryanto mengaku masyarakatnya cukup toleransi terhadap ODHA. “Tidak ada pengucilan, justru ODHA diajak berkomunikasi serta dilibatkan dalam kegiatan kemasyarakatan agar tidak tersisihkan. Pemerintah sendiri sudah menjalankan fungsi sebagai penjamin dan pelayan. Artinya, memberikan pelayanan kesehatan dan menjamin ODHA saat berobat di rumah sakit Moewardi Solo.”

tus

Warga Ngadirojo dan SMPN 2 Pracimantoro lakukan penghijauan

Wonogiri (Espos)–Siswa dan guru SMPN 2 Pracimantoro serta eleman masyarakat di Kecamatan Ngadirojo mengadakan gerakan penghijauan. Di SMPN 2 Pracimantoro, setiap siswa diminta menanam satu pohon baik di rumah maupun lingkungan sekolah.

Kepala SMPN 2 Pracimantoro, Sri Nuryati mengatakan tahun ini program to school green dicanangkan. “Kami memiliki cukup lahan untuk ditanami pepohonan. Diharapkan tanaman itu menjadi investasi sekolah, sehingga bisa digunakan untuk perbaikan ruang kelas ataupun ruang lain.”

Terpisah, akhir pekan lalu Camat Ngadirojo, Maryanto, mencanangkan gerakan penghijauan hingga ke desa-desa. Pencanangan diawali Camat bersama Muspika dan eleman masyarakat menanam pohon di lahan milik PGRI Cabang Ngadirojo seluas 2.000 m2 saat HUT Korpri.

“Gerakan tanam pohon dilakukan di setiap desa dan instansi. Mudah-mudahan gerakan menanam pohon berguna bagi anak cucu dan memperpanjang usia bumi,” ujarnya.

Pernyataan Camat Ngadirojo disampaikan saat menggelar upacara sederhana di jalan kampung di Dusun Sanggrong, Desa Mlokomanis Wetan. Ngadirojo. Dikatakannya pada bakti hari Korpri, tanaman yang dikumpulkan meliputi, bibit pohon sengon sebanyak 25.418 batang, durian (750 batang), pete (200 batang) dan matoa (500 batang).

“Setiap desa diupayakan tertanam 400 batang, sehingga terdapat 4.400 batang/tahun,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Korwil II Asosiasi Perkayuan (Aspek) Wonogiri, Edy Sarwono didampingi Wakil Ketua Aspek Wonogiri, H Sarjono, pengusaha kayu tidak hanya menebang, namun ikut menanam.

tus

sekilas pandang PARANGGUPITO

Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :

1. DESA JOHUNUT

2. DESA KETOS

3. DESA SONGBLEDEG

4. DESA PARANGGUPITO

5. DESA SAMBIHARJO

6. DESA GUDANGHARJO

7. DESA GUNTURHARJO

8. DESA GENDAYAKAN

adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.

wonogiri, kecamatan paranggupito, paranggupito, sambiharjo, gudangharjo, gunturharjo, gendayakan, johunut, ketos, songbledeg, kota kecamatan paranggupito, pantai nampu, pantai sembukan, pantai sanggrahan,wisata pantai wonogiri, gula jawa, gaplek, nasi thiwul, giribelah

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "
yang menginginkan kaos dengan desain ini bisa pesan dengan harga 25.000 belum termasuk ongkos kirim, bagi yg berminat hub 085228691955

PARANGGUPITO MAP

PARANGGUPITO MAP


peta" PARANGGUPITO "

peta" PARANGGUPITO "