Sabtu, 26 Maret 2011

Investasi senilai Rp 4 T siap masuk ke Wonogiri

Wonogiri (Solopos.com)--Investasi dalam bentuk industri semen dengan nilai mencapai US$ 400 juta atau sekitar Rp 4 triliun segera masuk ke Wonogiri. Investasi itu ditanamkan oleh gabungan tiga perusahaan besar, dalam dan luar negeri. Tiga perusahaan tersebut saat ini telah mengajukan izin eksplorasi.

Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto mengungkapkan hal tersebut saat ditemui wartawan di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Selasa (22/3). Danar belum bersedia mengungkapkan nama tiga perusahaan yang bakal menanamkan investasi tersebut. Dia hanya berpesan agar masyarakat Wonogiri bisa bersikap terbuka dan tidak mempersulit masuknya investasi kelas kakap itu.

“Dari catatan saya, ini adalah investasi terbesar yang bakal masuk ke Wonogiri. Tiga perusahaan menginvestasikan sekitar Rp 4 triliun. Rencananya untuk mendirikan pabrik semen dan sebagai langkah awal mereka sudah mengajukan izin eksplorasi mengenai ketersediaan bahan bakunya,” ungkap Danar.

Kendati nilai investasinya benar-benar menggiurkan, Danar mengatakan hal itu tidak akan mengurangi kehati-hatian Pemkab. Pihak terkait di Pemkab akan memeriksa dengan teliti company profile tiga perusahaan dimaksud untuk memastikan bahwa perusahaan-perusahaan itu benar-benar memenuhi kualifikasi.

shs

Wanita “tertua” di Wonogiri diduga berusia lebih dari 150 tahun


Solopos.com–Perempuan yang biasa dipanggil Mbah Klumpuk ini barangkali adalah orang berusia paling tua yang masih hidup di Wonogiri. Tidak ada yang tahu persis tahun berapa warga Dusun Ngasem RT 1/RW I Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito ini lahir karena saat itu tidak ada pendokumentasian secara tertulis.

Perkiraan warga sekitar, usia perempuan dengan tiga anak, 40-an cucu, cicit, dan canggah itu sudah lebih dari 150 tahun. Anak bungsunya saja, Nikem, yang tinggal bersamanya usianya sekarang sudah 90 tahun. Sedangkan cucunya, Tuminem, usianya 58 tahun.

Saat dikunjungi wartawan di rumahnya, akhir pekan lalu, Mbah Klumpuk tampak sedang berjalan terbungkuk-bungkuk di halaman depan rumahnya dengan bantuan sebatang tongkat. Kakinya dibungkus plastik. Belakangan diketahui Mbah Klumpuk sendiri yang memasang plastik itu di kakinya dengan alasan agar tidak terkena penyakit kulit.

Setiap beberapa langkah ia berhenti untuk mencabuti rumput atau memeriksa kondisi tanaman, serta membersihkan daun-daun kering. Dia tampak tidak menyadari kedatangan tamu-tamunya. “Pendengarannya sudah berkurang, kalau tidak di-jawil (disentuh-red) ya tidak tahu ada orang didekatnya,” ungkap Nikem.

Nikem, didampingi salah satu keponakannya, Tuminem, 58, mengatakan meski sudah berusia sangat tua, ibunya itu masih bisa melakukan beberapa aktivitas sendiri. Menurut Nikem, Mbah Klumpuk selalu makan dengan tangannya sendiri, mandi sendiri, begitu pula buang air besar. Mencuci baju pun, kata Nikem, Mbah Klumpuk masih bisa.

Tak hanya itu, gigi Mbah Klumpuk ternyata tidak ikut termakan usia. Tampak jelas gigi itu masih lengkap dan utuh. Sedangkan mengenai kesehatan, Mbah Klumpuk terbilang sangat jarang sakit. “Belum tentu lho dalam tiga tahun sekali kena masuk angin. Memang pendengarannya sudah berkurang, terutama sejak setahun terakhir,” timpal Tuminem.

Kepala Desa Gunturharjo, Suyadi, yang ikut mengunjungi rumah Mbah Klumpuk, menuturkan meski tidak diketahui secara pasti kapan Mbah Klumpuk lahir, keluarga dan warga setempat memperkirakan usianya sudah lebih dari 150 tahun. Suyadi membandingkan dengan neneknya yang meninggal tahun 1996 lalu pada usia 127 tahun.

“Kalau sekarang nenek saya masih hidup umurnya sekitar 141 tahun. Sebelum meninggal beliau pernah bercerita ketika beliau masih kecil, Mbah Klumpuk sudah berkeluarga. Berarti diperkirakan selisih umur mereka sekitar 20 tahun. Dengan demikian mungkin saja usia Mbah Klumpuk sekarang lebih dari 150 tahun,” ujar Suyadi.

(Suharsih)

2012, Sengketa tanah Batik Keris dijanjikan selesai


Wonogiri (Solopos.com)--Pemkab Wonogiri menjamin hak warga atas tanah di pesisir Paranggupito yang dibebaskan oleh PT Batik Keris (BK) pada 1989 lalu akan diprioritaskan jika nanti tanah itu ditetapkan sebagai tanah terlantar. BPN sendiri menjanjikan sengketa tanah itu selesai pada 2012 mendatang.

Hal tersebut terungkap dalam pertemuan antara warga pemilik tanah pesisir Paranggupito dengan Bupati dan pejabat Pemkab terkait di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Rabu (23/3/2011) siang.

Seratusan warga pemilik tanah didampingi kuasa hukum mereka, Heri Hendro Harjono dan ketua Kelompok Solidaritas Perjuangan Keadilan (KSPK), Joko Wiyadi, hadir dalam pertemuan dadakan itu. Warga yang kebanyakan sudah setengah baya itu datang dengan diangkut sebuah truk dari Paranggupito.

Sebelum itu, mereka telah mendatangi Gedung DPRD untuk mengikuti rapat paripurna penyampaian hasil reses. Dalam rapat itu permasalahan mereka aspirasi mereka disampaikan oleh anggota DPRD dari beberapa fraksi.

Mewakili warga, Joko Wiyadi menyampaikan kronologis tanah itu sejak dibebaskan oleh PT BK pada 1989 hingga saat ini. Joko juga mengungkapkan keresahan pemilik 131 bidang tanah di tiga desa yang dibebaskan itu karena hendak dijadikan tanah terlantar. Tindakan tersebut oleh Joko disebut sebagai upaya menyerobot tanah rakyat.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto memastikan Pemkab akan menjamin hak warga jadi prioritas saat nanti tanah itu ditetapkan sebagai tanah terlantar. “Proses ini berjalan sudah sangat lama, 20 tahun, dan sebagai pejabat baru, kami akan berusaha memfasilitasi aspirasi masyarakat. Kami akan sebisa mungkin menjembatani antara pemilik tanah yang berpendapat masalah itu belum beres, dengan pihak BPN,” jelas Danar.

shs

Jumat, 18 Maret 2011

Gempa Wonogiri tak timbulkan kerusakan

Wonogiri (Solopos.com)– Gempa berkekuatan 5,1 SR yang menggoyang Wonogiri, sejauh ini tidak menimbulkan kerusakan bangunan. Bahkan sejumlah warga mengaku tak merasakannya, walaupun sebagian lainnya sempat kaget dan berlarian ke luar rumah.

“Wah saya memang sempat kaget, tapi cuma sebentar karena goyangannya tidak terlalu lama,” kata Sugito, Kepala Desa Lemahbang, Kismantoro yang dihubungi Espos, Sabtu (19/3/2011).

Seorang warga di Baturetno juga merasakan adanya gempa, namun hanya kecil dan tak menimbulkan kerusakan apapun di Baturetno.

Sementara pantauan Espos di Wonogiri Kota tampak sempat terlihat sejumlah siswa sekolah yang berlarian ke luar kelas. Namun karena geteran gempa hanya berlangsung beberapa detik merekapun kemudian melanjutkan proses belajar mengajar.

Seperti dilaporkan Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di koordinat 9.05 LS 111.29 BT atau 142 Km tenggara Wonogiri.

Pusat gempa berada di kedalaman 21 Km. Gempa ini tidak berpotensi tsunami. (tus)

Gempa 5,1 SR guncang Wonogiri

Jakarta (Solopos.com)–Gempa kembali terjadi di Pulau Jawa. Pagi ini, Sabtu (19/3/2011), pukul 09.05 WIB, gempa berkekuatan 5,1 SR mengguncang Wonogiri, Jawa Tengah.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di koordinat 9.05 LS 111.29 BT atau 142 Km tenggara Wonogiri.

Pusat gempa berada di kedalaman 21 Km. Gempa ini tidak berpotensi tsunami.

(dtc/tiw)

Batu raksasa Paranggupito, Dinas PESDM siapkan penanganan manual


Wonogiri (Solopos.com)–Batu raksasa di Gunung Lulang yang mengancam keselamatan 20-an warga Dusun Guntur, Desa Gunturharjo, Paranggupito dipastikan tidak akan diledakkan. Sebagai gantinya, Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) menyiapkan pemecahan secara manual.

Kepala Dinas PESDM, Arso Utoro mengatakan hal tersebut saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (15/2/2011), menanggapi usulan yang disampaikan sebelumnya oleh Camat Paranggupito, Sariman. Selain berisiko, Arso mengatakan penanganan batu raksasa dengan ledakan memerlukan waktu lama untuk proses perizinannya. Belum lagi harus dilakukan oleh tenaga ahli bersertifikat yang tidak ada di Wonogiri.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Kesbangpol dan Linmas, dan sudah pula menerjunkan tim untuk memeriksa kondisi fisik batu itu. Dilihat dari posisinya, penanganan dengan cara diledakkan akan terlalu berisiko,” ungkap Arso, didampingi Kasubid Geologi, Bambang Rinanto.

Menurut Arso, batu raksasa itu secara keseluruhan berukuran sekitar 20.000 meter kubik. Belahan batu itu, yang longsor sejauh 50-an meter ke arah permukiman penduduk hanya sepertiganya.

Sangat sulit untuk memprediksi ke arah mana larinya pecahan batu saat diledakkan sehingga dikhawatirkan justru akan membahayakan, tidak hanya bagi orang yang meledakkan tapi juga bagi warga di sekitar lokasi. Diakui Arso memang bisa dilakukan low explosive, tapi harus dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli.

Karena itulah, Arso mengatakan akan lebih aman apabila batu raksasa itu dipecahkan secara manual. Untuk itu, secepatnya Dinas PESDM akan mengusulkan anggaran. Menurutnya, pemecahan itu akan membutuhkan biaya sekitar Rp 35 juta.

Sedangkan mengenai waktunya, diakui Arso mungkin akan butuh waktu lebih lama. “Tapi itu juga tergantung berapa jumlah tenaga yang dikerahkan. Dalam hal ini warga setempat akan kami libatkan dalam proses pemecahannya secara padat karya. Perkiraan kami mungkin paling cepat sekitar dua bulan batu itu baru bisa benar-benar hancur,” kata dia.

Sebagaimana diinformasikan, batu berukuran raksasa di Gunung Lulang, Paranggupito, terbelah dan salah satu belahannya longsor pada 6 Februari 2011 lalu dan hampir menimpa salah satu rumah penduduk di Dusun Guntur, Desa Gunturharjo. Sejak saat itu, sekitar enam keluarga dan 20-an jiwa di lereng gunung itu terpaksa mengungsi pada malam hari karena khawatir batu yang masih ada di atas gunung ikut longsor.

Kadus Guntur, Widi Hartono dan Camat Paranggupito, Sariman mengusulkan agar batu itu diledakkan dengan low explosive dilanjutkan penanganan manual oleh warga. Menurut mereka itulah jalan tercepat agar ancaman longsor segera berakhir.

(shs)

Senin, 07 Maret 2011

sekilas pemandangan alam TIRTOMOYO





gambar gambar ini penulis ambil saat berkunjung ke wilayah kecamatan tirtomoyo, sekilas tirtomoyo dikelilingi alam pegunungan nan hijau sebelah timur berbatasan dengan prvinsi jawa timur. dengan kondisi perekonomian sebagian besar petani.

Batu raksasa terbelah, 20 jiwa terancam

Wonogiri (Solopos.com)–Sebuah batu berukuran raksasa di Gunung Lulang, Dusun Guntur, Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito terbelah. Salah satu belahan batu itu telah bergeser sejauh 50-an meter. Keselamatan enam keluarga beranggotakan lebih dari 20 jiwa yang tinggal di permukiman di bawahnya terancam.

Informasi yang diperoleh Solopos dari perangkat desa setempat, Minggu (6/3), batu itu longsor sekitar sebulan lalu. Sejak saat itu, warga yang bermukim di bawahnya terpaksa mengungsi pada malam hari karena khawatir rumah mereka tertimpa batu yang besarnya dua kali ukuran rumah limasan itu.

“Waktu longsor, tepatnya tanggal 6 Februari, kejadiannya juga tengah malam pukul 01.00 WIB. Getarannya terasa seperti gempa. Saya sendiri merasakannya karena rumah saya tak jauh dari lokasi. Batu itu berhenti tak jauh dari rumah Pak Sutiman. Dapur rumah Pak Sutiman sampai rusak karena terkena pohon-pohon yang ikut longsor,” ungkap Kepala Dusun Guntur, Widi Hartono, kepada wartawan, Minggu (6/3).

shs

obyek wisata spiritual kahyangan dlepih tirtomoyo






obyek wisata ini adalah salah satu obyek wisata unggulan di kabupaten wonogiri. sebagai obyek wisata sepiritual yang setiap tahunnya dilakukan upacara ritual sehingga banyak dikenal masyarakat umum. sebagai tempat petilasan panembahan senopati. berletak di bawah bukit dikawasan dlepih, dengan hulu sungai dan air terjun serta bebatuan khas.
biasa dikunjungi pada hari hari tertentu karena kebanyakan yang berkunjung kesini melakukan tirakat dengan mempunyai niat tertentu. alangkah baiknya fasilitas jalan menuju lokasi dilakukan perbaikan dengan penambahan fasilitas2 yang membuat pengunjung merasa lebih nyaman.

JALAN PRACIMANTORO GIRIBELAH DITANAMI ORANG ORANGAN SAWAH






awal tahun ini ruas jalan pracimantoro giribelah tepatnya di sekitaran sinung, suci , pelem tidak kunjung dilakukan perbaikan. konsisi musim hujan ini menambah kerusakan jalan menjadi parah. kondisi tanah yang labil menyebabkan jalan bergelombang, banyak berlubang dan akan membahayakan sekali bagi pengendara sepeda motor maupun kendaraan mobil karena mereka sering menghindari lubang tersebut ataupun bila tidak hati hati melihat lubangnya. minggu kemarin saat melintas mungkin karena kejengkelan warga sekitar yang melihat kondisi tersebut menanam orang orangan disawah, begitu pula disekitar wonokarto pinggir jalan ditanami pohon pisang.
mungkin dengan ini akan menggugah perhatian pemerintah untuk segera memperbaiki atau minimal menutup lubang atau menambal shingga resiko kecelakaan bisa di kurangi.

sekilas pandang PARANGGUPITO

Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :

1. DESA JOHUNUT

2. DESA KETOS

3. DESA SONGBLEDEG

4. DESA PARANGGUPITO

5. DESA SAMBIHARJO

6. DESA GUDANGHARJO

7. DESA GUNTURHARJO

8. DESA GENDAYAKAN

adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.

wonogiri, kecamatan paranggupito, paranggupito, sambiharjo, gudangharjo, gunturharjo, gendayakan, johunut, ketos, songbledeg, kota kecamatan paranggupito, pantai nampu, pantai sembukan, pantai sanggrahan,wisata pantai wonogiri, gula jawa, gaplek, nasi thiwul, giribelah

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "
yang menginginkan kaos dengan desain ini bisa pesan dengan harga 25.000 belum termasuk ongkos kirim, bagi yg berminat hub 085228691955

PARANGGUPITO MAP

PARANGGUPITO MAP


peta" PARANGGUPITO "

peta" PARANGGUPITO "