Kamis, 21 April 2011

Muspida dijatah Mobdin Rp 1 miliar

Wonogiri (Solopos.com)–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengalokasikan anggaran Rp 1 miliar lebih dalam APBD 2011 untuk pengadaan empat mobil dinas (Mobdin) bagi Muspida.

Namun, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Wonogiri, Sukaryo, mengaku belum bisa memastikan apakah akan menerima mobil itu atau tidak. Kajari akan berkonsultasi dan meminta petunjuk terlebih dahulu ke Kejaksaan Agung (Kejakgung).

“Ya, itu memang mobil baru. Bukan yang dari Pemkab tapi dari Kejakgung. Saya malah belum dapat kabar soal mobil yang dari Pemkab,” kata Kajari, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu.

Mengenai rencana pengadaan Mobdin untuk Muspida, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemkab Wonogiri, Edi Sutopo, mengatakan saat ini masih dalam proses pengadaan. Sayangnya, saat ditanya lebih lanjut mengenai spesifikasi mobil, Edi menolak memberi keterangan.

Perlu diketahui, atas usulan pimpinan DPRD, Pemkab Wonogiri pada 2011 mengalokasikan anggaran dalam APBD senilai Rp 1,03 miliar untuk pengadaan empat Mobdin yang akan dipinjam-pakaikan untuk empat pimpinan Muspida. Empat pimpinan Muspida itu Kapolres, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri (PN) serta Dandim 0728/Wonogiri.

shs

Mandi di telaga, bocah perempuan tewas tenggelam

Wonogiri (Solopos.com)–Bocah perempuan kelas V SD tewas tenggelam saat bermain di Telaga Kedokan yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya di Dusun Sambi RT 4/RW V Desa Ketos, Kecamatan Paranggupito, Senin (18/4/2011) siang.

Susi Arwonani, nama bocah itu, terlambat ditolong dan sudah tidak bernyawa saat diangkat dari telaga.

Informasi yang diperoleh Espos, siang itu, seperti biasa, Susi bermain bersama empat teman sebayanya di telaga itu. Mereka memancing ikan kemudian mandi di tempat itu.

Tapi nahas bagi Susi yang memang tidak bisa berenang. Begitu masuk air, tubuhnya yang terbalut kain tidak muncul lagi ke permukaan.

“Entah karena kakinya keram, terpeleset atau bagaimana, tiba-tiba korban tenggelam. Teman-temannya tak ada yang berani menolong karena takut ikut tenggelam. Mereka kemudian berteriak meminta tolong,” ungkap Kapolsek Paranggupito, AKP Sumitro, mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika, kepada wartawan.

(shs)

Senin, 11 April 2011

Anggaran melorot, kirab budaya di Wonogiri terancam ditiadakan

Wonogiri (Solopos.com)–Kirab budaya bertajuk Wonogiri Culture Carnival (WCC) yang tahun lalu memeriahkan peringatan hari jadi ke-269 Kabupaten Wonogiri, tahun ini terancam ditiadakan. Masalahnya, tidak lain karena keterbatasan anggaran.

Dibanding tahun lalu, anggaran peringatan hari jadi ke-270 tahun ini menurun. Informasi yang diperoleh Espos, anggaran peringatan hari jadi yang jatuh pada 19 Mei tersebut hanya dialokasikan dalam APBD 2011 senilai Rp 40 juta. Tahun lalu, dananya Rp 45 juta.

Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Sutanto Djosowijatmo selaku Ketua Umum Panitia Pelestarian Nilai-Nilai Perjuangan Raden Mas Said, mengungkapkan persiapan untuk peringatan hari jadi itu saat ini sudah dimulai dengan pembentukan panitia. Susunan kepanitiaan itu diumumkan dalam rapat di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Selasa (5/4/2011). Sedangkan temanya Menuju Wonogiri Pro Investasi.

“Rangkaian acaranya kemungkinan besar masih akan sama dengan tahun lalu. Lha wong anggarannya juga minim. Saya tidak hapal berapa nilainya. Kabag Humas yang lebih tahu,” katanya, sesuai rapat kemarin.

Keterangan senada disampaikan Kabag Humas Setda Wonogiri, Waluyo. Kepada wartawan, Waluyo mengatakan anggaran untuk penyelenggaraan rangkaian acara peringatan hari jadi Kabupaten Wonogiri tahun ini memang turun dibandingkan tahun lalu.

“Ya paling nanti acaranya hanya yang pokok-pokok dan rutin seperti ziarah ke Makam Mangkunegoro I di Giribangun, Karanganyar, makam bupati pertama Wonogiri di Nguntoronadi, malam tirakatan, napak tilas dari Nglaroh, Selogiri, upacara, forum silaturahmi Muspida, dan pameran potensi daerah,” ungkap Waluyo.

Sedangkan acara-acara yang sifatnya inovatif seperti karnaval budaya dan lain-lain, menurut Waluyo, masih belum bisa dipastikan. Hal itu masih menunggu pembahasan di tingkat seksi kepanitiaan.

Sebagaimana diinformasikan, peringatan hari jadi ke-269 Wonogiri tahun 2010 lalu, selain acara-acara pokok dan rutin, dimeriahkan pula dengan kirab bertajuk Wonogiri Culture Carnival (WCC). Kirab berlangsung dari Lapangan Pringgodani di Wonogiri hingga finis di Lapangan Sukorejo, Kelurahan Giritirto.

Acara itu menampilkan berbagai potensi seni dan budaya lokal dari tiap-tiap kecamatan, serta partisipasi dari kabupaten/kota tetangga. WCC tahun 2010 itu merupakan ajang perdana yang direncanakan jadi agenda tahunan untuk mendongkrak sektor pariwisata.

(shs)

PEMKAB WONOGIRI BERKOMITMEN MELAKSANAKAN REFORMASI BIROKRASI

Mulai tahun 2011 ini, Pemerintah Kabupaten Wonogiri berkomitmen untuk mulai melaksanakan agenda reformasi birokrasi yang meliputi aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, dan manajemen SDM. Hal tersebut diawali dengan menyusun 2 dokumen berupa Pedoman Umum Reformasi Birokrasi Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2025 dan Rencana Strategis Reformasi Birokrasi Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2025 melalui proyek SCBD tahun 2011.

Guna memberikan pengertian awal dan pemahaman tentang agenda reformasi birokrasi tersebut, Pemkab Wonogiri melaksanakan kegiatan berupa seminar dengan tema “Reformasi Birokrasi Daerah, Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” di Gedung Graha Perencana Bappeda, Kamis (31/3). Peserta meliputi seluruh Pimpinan SKPD, Camat dan para Pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Pemkab Wonogiri.

Dalam seminar tersebut menghadirkan narasumber Prof. Miftah Thoha, MPA, Ph.D (Guru Besar Fisipol UGM Yogyakarta) dan Agus Pramusinto, MA, Ph.D (Ketua Program Magister Administrasi Publik UGM). Kedua narasumber tersebut merupakan pakar reformasi birokrasi yang juga merupakan tim utama Kementerian PAN dalam penyusunan kebijakan dan program Reformasi Birokrasi Nasional.

Dalam sambutannya Bupati Wonogiri yang dibacakan Plt Sekretaris Daerah Susanto Djosowijatmo, SH dikatakan bahwa digelarnya seminar ini bertujuan untuk mempersiapkan perubahan pola pikir aparatur Pemerintah Kabupaten Wonogiri. “Agenda reformasi birokrasi tidak hanya sekedar mempersiapkan perangkat lunak seperti penyusunan dokumen dan regulasi mekanisme prosedur ketatalaksanaan pemerintahan saja. Tetapi justru yang lebih penting adalah mempersiapkan perangkat lunak berupa perubahan pola pikir aparaturnya agar mau mereformasi dirinya terlebih dahulu,” katanya.

Dalam seminar tersebut dijelaskan bahwa reformasi birokrasi sebagai salah satu isu pokok di era reformasi ini dirasakan berjalan agak lamban. Hal tersebut terjadi terutama seiring diberlakukannya otonomi daerah, dimana komitmen dan implementasi reformasi birokrasi di Pemda sangat tegantung pada kesungguhan aparaturnya. Dikatakan bahwa reformasi birokrasi sekarang ini sudah menjadi kebutuhan utama dan tujuan utama dari penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah, karena Kabupaten/Kota memliki tugas yang langsung berhadapan dan berinteraksi dengan masyarakat. (HUMAS_ESTI SUCI)

3 Kandidat berebut kursi Ketua DPD PAN Wonogiri

Wonogiri (Solopos.com)–Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Wonogiri akan digelar 17 April 2011. Sebanyak 3 kandidat siap bersaing memperebutkan kursi ketua.

Tiga kandidat calon ketua yang sudah mendaftar semuanya merupakan anggota DPRD. Mereka adalah anggota Komisi C, Sardi, Wakil Ketua Komisi A, Sunarmin dan anggota Komisi D, Sulardi.

Ketiga kandidat tersebut jelas Ketua Panitia Musda yang juga Wakil Ketua DPD PAN, Agus Subagyo saat ditemui wartawan di Sekretariat DPD PAN Wonogiri di Wonoboyo, Minggu (10/4/2011) akan memperebutkan 350 suara.

(shs)

BUPATI WONOGIRI TERIMA KUNJUNGAN TIM EVALUASI DARI AusAID

Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto menerima kunjungan Tim Evaluasi dari AusAID terkait dengan dana hibah Program Air Minum dan Air Limbah dari AusAID senilai 5 miliar di Kabupaten Wonogiri, di Ruang Dinas Bupati Wonogiri, Senin (4/4).

Dalam sambutannya Bupati Danar berharap bantuan ini akan dapat berkelanjutan mengingat masih banyak rakyat Wonogiri khususnya di bagian selatan yang masih kesusahan mencari air bersih khususnya di musim kemarau. “Kondisi masyarakat Wonogiri bagian selatan sangat memprihatinkan, kebutuhan sehari-hari menyedot ekonomi sangat tinggi. Oleh karena itu air bersih masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Wonogiri,” ungkapnya.

Lebih lanjut Bupati menyampaikan bahwa di Wonogiri Selatan tepatnya Desa Paranggupito ada potensi yang cukup besar yaitu terdapat sumber mata air yang sangat besar di bawah tanah dan sudah diteliti serta diuji kelayakan. “Air ini layak dikonsumsi dimana debit airnya mencapai 900 liter/detik,” katanya.

Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian Setda Drs. Sumarjo, MM menyatakan nilai bantuan sejumlah 5 miliar ini salah satunya digunakan untuk memberikan subsidi bagi Sambungan Rumah (SR) sejumlah 2000 SR yang tersebar di 17 Kecamatan se-Kabupaten Wonogiri. “Bantuan ini untuk warga masyarakat miskin berpenghasilan rendah dan pelaksanaan program ini sudah terlaksana 100%,” jelasnya.

Tim Evaluasi yang dipimpin Keith E. menyatakan bahwa monitoring ini bersifat mandiri dan independent “Kedatangan tim kami bertujuan untuk mendapatkan informasi dan masukan apakah program telah berjalan dengan baik dan apakah program ini nantinya bisa dilanjutkan atau tidak” jelasnya dalam Bahasa Inggris.

Sementara itu Deddi Nordiawan dari Kementerian PU menjelaskan teknis pelaksanaan monitoring dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu melalui interview dengan pihak-pihak terkait dan kunjungan ke lapangan. (in_humas)

KEGIATAN NGGUGAH DESA DI SONGBLEDEG DAN PUCANGANOM

Kegiatan Perdana Nggugah Desa yang merupakan reformasi dari kegiatan Tilik Desa yang telah dipelopori oleh mantan Bupati Wonogiri, H Begug Poernomosidi digelar perdana dengan cukup sederhana di Desa Songbledeg Paranggupito dan Desa Pucanganom Giritontro pada hari Rabu (6/4). Acara dihadiri oleh Wakil Bupati Wonogiri, Yuli Handoko, S.E beserta pimpinan SKPD terkait dan jajaran muspida lainnya.

Dalam sambutannya Wakil Bupati menyampaikan bahwa Bupati bersama jajaran birokrasi memilih istilah “nggugah desa” sebagai tajuk kunjungan kerja ini karena kegiatan ini bukan sekedar menyambung keakraban, membuka pintu dialog antara birokrasi dengan warga atau menjadi ajang bersilaturahmi tanpa makna namun lebih pada kegiatan guna menggali potensi daerah yang ada. “Diharapkan dengan kegiatan kunjungan kerja ini akan mampu menggugah dan membangkitkan semangat warga masyarakat untuk membangun daerahnya masing-masing berbekal kekuatan sendiri” jelasnya. Hal yang tampak berbeda dari perubahan format Tilik Desa menjadi Nggugah Desa adalah kesederhanaan “memang hendaknya kegiatan ini jauh dari kesan berlebih-lebihan hendaknya lebih mengutamakan hasil dan manfaat yang optimal dari pemberdayaan masyarakat” harapnya.

Bersamaan dengan kegiatan tersebut, dilaksanakan pula Bakti Sosial oleh Bank Jateng Cabang Wonogiri berupa bantuan bibit pohon kelapa sebanyak 5000 batang.”Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan peringatan HUT ke-48 Bank Jateng yang jatuh tepat tanggal 6 April. Dari 5000 bibit pohon kelapa, 3000 bibit untuk Desa Songbledeg sedangkan 2000 bibit untuk Desa Paranggupito” ungkap Adi Cahyono, Kepala Cabang Bank Jateng Kabupaten Wonogiri.

Meski masyarakat Songbledeg belum mampu memaksimalkan potensi pohon kelapa yang ada, namun dengan bantuan bibit kelapa ini Suwarman, Ketua Badan Permusyawaratan Desa berharap 4 hingga 5 tahun ke depan masyarakat Songbledeg akan dapat mengoptimalkan manfaat dari pohon kelapa dari akar hingga ujung daunnya. “Ke depan kami berharap akan ada pelatihan untuk pembuatan gula kelapa bagi masyarakat Songbledeg” harapnya. (in_humas)

Jumat, 01 April 2011

sate tongseng pak kembar terminal baturetno



minggu yang lalu saya pergi ketirtomoyo ,dengan menikmati alunan perjalanan yang jalanya penuh lubang dan gelombang diselingi dengan rintik hujan. karena dah lama banget menikmati sate baturetno yang maknyoooooossssss, akhirnya kubelokan motor ke terminal bus baturetno. tepat di depan warung sate dan tongseng pak kembar. warung yang berada di dalam komplek terminal ini nampak selalu terisi oleh pandemenya.
memang tidak ada salahnya menikmati sate/tongseng ini ,dengan ditemani segelas es teh manis.

sekilas pandang PARANGGUPITO

Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :

1. DESA JOHUNUT

2. DESA KETOS

3. DESA SONGBLEDEG

4. DESA PARANGGUPITO

5. DESA SAMBIHARJO

6. DESA GUDANGHARJO

7. DESA GUNTURHARJO

8. DESA GENDAYAKAN

adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.

wonogiri, kecamatan paranggupito, paranggupito, sambiharjo, gudangharjo, gunturharjo, gendayakan, johunut, ketos, songbledeg, kota kecamatan paranggupito, pantai nampu, pantai sembukan, pantai sanggrahan,wisata pantai wonogiri, gula jawa, gaplek, nasi thiwul, giribelah

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "
yang menginginkan kaos dengan desain ini bisa pesan dengan harga 25.000 belum termasuk ongkos kirim, bagi yg berminat hub 085228691955

PARANGGUPITO MAP

PARANGGUPITO MAP


peta" PARANGGUPITO "

peta" PARANGGUPITO "