blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Jumat, 21 Mei 2010
Pencalonan Begug dinilai langkah mundur demokrasi
Penilaian tersebut diungkapkan salah satu anggota Komisi A DPRD Provinsi Jateng, Wahyudin Nur Ali, saat melakukan kunjungan kerja ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri, Kamis (20/5), bersama Ketua Komisi A DPRD Jateng, Fuad Hidayat dan sejumlah anggota komisi.
Dalam kesempatan tersebut, Ali mempertanyakan apa motif Begug, yang sudah dua periode menjabat sebagai bupati kemudian mencalonkan kembali tapi sebagai Wabup. Karena menurutnya, itu adalah sebuah langkah mundur dalam proses dan pembelajaran demokrasi.
“Setahu saya, sebagai bupati, Pak Begug memiliki langkah dan prestasi yang bagus. Tapi kenapa dia memilih mencalonkan diri lagi sebagai Wabup. Seharusnya dia mencalonkan diri ke tingkat yang lebih tinggi dan bersaing dengan kepala daerah lain, seperti Jokowi misalnya, sebagai gubernur. Dari sisi etika politik, bagaimana masyarakat akan menilai?” ungkapnya.
Menurut Wahyudin, fenomena ini adalah langkah mundur dalam demokrasi, karena tidak memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang etika berpolitik. Hal ini justru menanamkan ke dalam pikiran masyarakat bahwa Pemilu hanya sebuah proses prosedural, bahwa Pemilu hanya untuk meraih sebuah jabatan. Padahal seharusnya, sudah saatnya masyarakat diajarkan tentang substansi Pemilu, bukan melulu masalah prosedur.
Dalam kunjungan kemarin, rombongan Komisi A disambut oleh ketua dan anggota KPU Wonogiri. Anggota Komisi A DPRD Jateng, Fuad Hidayat, dalam kesempatan itu mengungkapkan, maksud dan tujuan kunjungan itu adalah untuk melihat sejauh mana kesiapan KPU menghadapi Pilkada, termasuk kesiapan anggaran dan sebagainya. Selain itu, juga untuk mengetahui sudah sejauh mana tahapan Pemilu berjalan.
Para anggota Dewan itu juga meminta agar KPU meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya tentang mekanisme pemilihan, yang ternyata menggunakan mekanisme lama dengan pencoblosan, setelah pada Pemilu legislatif dan Pemilu presiden lalu memakai sistem contreng.
Ketua KPU Wonogiri, Joko Purnomo memberikan penjelasan, bahwa sampai saat ini, tahapan Pilkada sudah sampai pada penyusunan daftar pemilih sementara (DPS). Hasil rekapitulasi sementara jumlah pemilih di Wonogiri sebanyak 915.711 orang, dengan jumlah pemilih boro sebanyak 153.587 orang. Joko juga mengatakan, pihaknya dengan melibatkan tokoh masyarakat untuk sosialisasi tentang mekanisme pemilihan.
Mengenai pencalonan Begug, Joko mengaku sudah konfirmasi langsung secara personal dan dari pengakuan Begug sendiri, dia memang serius. Meskipun, apakah ia bisa maju ke Pilkada atau tidak, itu sangat tergantung pada rekomendasi partai. “Soal etis atau tidak, masyarakat sudah bisa membaca sendiri,” ujarnya.
shs
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar