blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Senin, 02 Mei 2011
Biaya ugeran tidak wajar, warga Gudangharjo protes
Warga menilai biaya tersebut terlalu tinggi dan tidak wajar. Normalnya, biaya ugeran hanya Rp 450.000/petak. Selain itu, ada dugaan rekayasa data tanah yang didaftarkan oleh warga Jarakan bernama Slamet itu.
Tanah yang hanya satu petak didaftarkan menjadi tiga petak. Warga menduga itulah yang membuat biaya ugeran tanah Slamet jadi membengkak hingga Rp 2,45 juta.
“Kami menuntut kejelasan mengenai masalah ugeran itu. Kenapa biayanya bisa begitu tinggi? Ternyata setelah kami tanyakan ke Pak Polo (sebutan bagi kepala desa di Wonogiri-red) dan Carik (Sekdes), yang masuk ke kas desa hanya Rp 450.000. Itulah yang membuat kami curiga. Sisanya yang Rp 2 juta ke mana?” ungkap koordinator aksi, Sumanto, saat dihubungi Espos,, Senin (2/5/2011).
(shs)
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar