blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Minggu, 31 Juli 2011
Jelang Ramadan dan Lebaran, kebutuhan air meningkat, warga Wonogiri selatan waswas
Ilustrasi (muslimdaily.net)
Kepala Desa Gunturharjo, Suyadi, kepada wartawan, Minggu (31/7/2011) mengungkapkan kebutuhan air bersih selama Ramadan biasanya meningkat dan akan terus meningkat ketika waktu semakin mendekati Lebaran. Pasalnya, saat itu banyak warga desa yang merantau pulang kampung untuk menikmati Lebaran bersama keluarga mereka. “Ya jelas warga di sini agak sedikit waswas. Pasokan air PDAM belum menjangkau secara merata ke seluruh wilayah. Itu pun kadang-kadang tidak lancar. Sedangkan untuk membeli air dari tangki yang dijual oleh pengusaha swasta warga sering harus mengantre. Harganya pun selangit,” kata Suyadi.
Menurut Suyadi, harga air yang dijual oleh pengusaha swasta saat ini mencapai Rp 120.000/tangki. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya saat Ramadan dan Lebaran berlangsung di musim kemarau, harga air semakin mendekati Lebaran akan semakin meningkat sampai Rp 150.000/tangki. Satu tangki air bisa mencukupi kebutuhan antara 1-2 pekan tergantung jumlah anggota keluarga.
Sementara bantuan pemerintah yang sangat diharapkan untuk membantu meringankan beban kesulitan warga tak kunjung datang. “Kami berharap bantuan air bersih dari pemerintah bisa dipasok mulai awal Ramadan ini, sehingga warga cukup terbantu ketika sudah mendekati Lebaran. Saat ini warga sudah banyak yang menjual barang berharga dan ternak supaya bisa beli air,” kata Suyadi.
Hampir senada disampaikan Camat Paranggupito, Sariman. Dihubungi Espos, Minggu, Sariman mengungkapkan kondisi kekeringan di Paranggupito masih sama seperti sebulan lalu, bahkan lebih parah karena selama Ramadan dan Lebaran biasanya kebutuhan air meningkat. Sementara bantuan dari pemerintah belum kunjung datang.
Terpisah, Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Maryanto mengungkapkan dana untuk bantuan air bersih di wilayah yang kekeringan dari APBN memang sudah turun. Namun karena alokasi dana yang minim, pihaknya perlu menentukan skala prioritas.
“Rencananya, dalam waktu dekat kami akan lakukan pemetaan daerah mana yang paling mendesak kebutuhan airnya. Tapi bukan berarti kami menunda-nunda. Pemetaan itu kami lakukan sambil jalan. Yang jelas awal Ramadan ini kami upayakan untuk didistribusikan,” katanya
Semua desa di Kecamatan Paranggupito yang berjumlah delapan desa sejak dua bulan terakhir mengalami kesulitan air menyusul datangnya musim kemarau. Selain di Giritontro juga ada lima desa/kelurahan dengan yang sudah kekeringan, sedangkan di Pracimantoro sekurang-kurangnya tujuh desa/kelurahan juga bernasib sama.
shs
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar