Wonogiri (Espos) Program penyampaian pelajaran dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar terbentur oleh sumber daya manusia (SDM).
Menurut pengajar dari UNS, Djatmika, program tersebut membutuhkan komitmen antara lembaga pendidikan dan orangtua siswa. Dia mengatakan, permasalahan lain yang timbul dari program pemberian materi sekolah dengan dua bahasa yakni sumber daya manusia harus mendukung. Dia mengatakan, kendala yang sama dihadapi jika menempatkan guru bahasa Inggris untuk mengajar materi pelajaran yang bukan Bahasa Inggris.
“Banyak guru yang pintar mengelola materi pelajaran tetapi tidak banyak di antara mereka yang mampu, berkompetensi menggunakan bahasa Inggris,” jelasnya, dalam lokakarya internasional Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa Pengantar Mata Pelajaran di Sekolah, di Wonogiri, Sabtu (27/6).
Sementara menurut pembicara dari Universitas Utara Malaysia (UUM), Nuraini Yusoff, pemberian materi pelajaran dengan dua bahasa terletak kemampuan guru ketika menyampaikan pelajaran. Dia mengatakan, tidak hanya menguasai materi, guru juga dituntut membuat suasana pembelajaran tersebut lebih menarik. “Secara umum, rancangan materi pelajaran harus matang sehingga dapat menarik perhatian pelajar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Suparno, mengatakan model pembelajaran bahasa Inggris seharusnya diberikan kepada anak usia dini, mengingat bahasa pergaulan internasional itu memungkinkan mereka untuk berinteraksi secara global. Kendati demikian, kemampuan anak untuk bertata bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan.
Menurut Suparno, mulai dirintis sekolah berstandar internasional untuk mengintensifkan siswa aktif menggunakan bahasa Inggris di lingkungan sekolah. Dia mengatakan, hal itu ditunjang oleh materi pelajaran yang menjadikan bahasa Inggris sebagai pengantarnya. “Sudah menjadi tuntutan ketika di era globalisasi, pengantar pendidikan seharusnya bisa dilakukan dengan bahasa Inggris,” papar dia. - Oleh : das
Tidak ada komentar:
Posting Komentar