blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Minggu, 02 Januari 2011
Musim hujan, produksi gula Parang susut 30%
Wonogiri (Espos)--Produksi gula merah atau gula jawa parang di Desa Gunturharjo Kecamatan Paranggupito merosot hingga sekitar 30% selama musim penghujan.
Tingginya curah hujan justru membuat sadapan nira kelapa menjadi berkurang.
Pengrajin gula parang di Dukuh Petir Desa Gunturharjo, Wawan, 27, menyebutkan dalam situasi normal dirinya bisa memroduksi sebanyak 12 –13 kilogram (Kg)/hari.
Namun saat berlangsungnya musim penghujan, kemampuan membuat gula jawa parang turun menjadi hanya sekitar delapan Kg.
“Logikanya kalau sedang musim hujan nira akan makin banyak. Tapi ini yang terjadi kebalikannya, hasil sadapan untuk bahan baku pembuatan gula justru turun. Akibatnya kapasitas produksi juga menyusut hingga sepertiganya,” ujarnya saat ditemui wartawan di desa setempat, akhir pekan lalu.
Wawan menjelaskan untuk bisa membuat gula merah delapan Kg, diperlukan nira kelapa sebanyak 30-an liter. Nira sejumlah itu diambilnya dari 11 pohon kelapa yang dimiliki.
Sedangkan saat musim kemarau, jelasnya, nira yang dihasilkan setiap pohon jauh lebih banyak dengan kualitas lebih baik.
Dia juga mengatakan sebagian besar warga di Dukuh Petir merupakan pengrajin gula merah yang dikenal dengan gula parang.
Dengan kendala cuaca, terangnya, kapasitas produksi pengrajin lain di dukuhnya juga mengalami penyusutan saat berlangsung musim hujan. Bahkan mungkin lebih besar.
“Dari warnanya saja sudah kelihatan bedanya antara nira saat kemarau dan saat musim penghujan. Ketika kemarau nira lebih pekat dengan warga seperti teh.
Sedangkan di musim hujan, nira lebih bening dan berwarna putih seperti susu. Kualitasnya jauh lebih bagus saat kemarau,” sambungnya.
Isteri Wawan, Sri Lestari, menambahkan gula parang dibuat tanpa campuran apa pun. Gula merah tersebut saat ini sudah dipasarkan sampai Solo, Semarang, Jakarta, dan juga daerah-daerah lain. Dari pengrajin, bahan baku aneka masakan itu senilai dijual Rp 7.000/Kg.
Namun dengan kemasan dan pada momen-momen tertentu, gula parang bisa dijual dengan harga sedikit lebih mahal.
“Banyak penduduk Petir membuat gula merah sejak lama. Selain bahan baku yang mudah didapat, prosesnya mudah dan hampir tidak memerlukan modal. Hanya kayu bakar dan cetakan saja untuk mengolah nira menjadi gula. Produk gula parang juga murni tanpa campuran,” paparnya.
try
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar