blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Selasa, 13 Juli 2010
Disoal, pembangunan panggung di Lapangan Giri Krida
Pantauan Espos, kegiatan pembangunan tersebut sudah dimulai sejak sepekan lalu. Lebih dari 10 tukang bangunan didatangkan, sementara material bangunan seperti pasir, batu bata, dan semen bertumpuk di sana-sini. Selasa (13/7) siang, terlihat papan kayu panjang membatasi bidang hampir sepanjang lebar lapangan itu dengan beberapa meter di bagian agak menjorok ke depan dengan lebar sekitar enam meter.
Informasi yang beredar, bidang tanah yang dibatasi papan itu adalah bidang bakal panggung permanen setinggi 70 cm. Namun, tanda tanya besar muncul di kalangan masyarakat, termasuk kalangan anggota DPRD karena selama ini tidak ada informasi mengenai rencana pembangunan panggung tersebut. Bahkan, kalangan birokrasi pun bungkam mengenai hal itu. Beberapa pejabat teras di Pemkab mengaku tidak tahu menahu soal itu.
Ketua Komisi C DPRD Wonogiri yang membidangi pembangunan, Catur Winarko, saat ditemui di Gedung DPRD, Selasa (13/7) mengaku dari awal tidak tahu soal pembangunan tersebut. “Coba kami koordinasikan dulu dengan dinas terkait di Pemkab. Soalnya kami belum dapat informasinya. Tapi kemungkinan itu ada kaitannya dengan upaya memperindah kota karena tahun ini kan Wonogiri gagal mendapat Adipura,” katanya.
Terpisah, Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi, saat ditemui membenarkan memang akan dibangun sebuah panggung untuk kegiatan kebudayaan seperti yang dimiliki Kabupaten Ponorogo, di bagian utara lapangan depan rumah dinas bupati itu. Namun dia menegaskan dana untuk pembangunan panggung itu yang diperkirakan senilai Rp 400 juta-Rp 500 juta, tidak sepeserpun menggunakan dana APBD, melainkan dari pihak ketiga.
Begug tidak menyebut siapa pihak ketiga dimaksud. Dia hanya mengatakan sudah melalui semua prosedur yang ada terkait pembangunan di kawasan publik.
“Apa salah kalau saya membangun untuk kepentingan rakyat? Ini (pembangunan panggung-red) sebenarnya sudah direncanakan sejak lama, tapi mau dianggarkan dalam APBD kan jelas tidak mungkin. Maka saya menggalang bantuan dari pihak lain,” ujarnya.
shs
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar