Seperti yang ditemui Espos, Selasa (15/9) pukul 22.30 WIB. Saat itu, pengendara lima sepeda motor berhenti di Kota Wonogiri, untuk bertanya arah jalan. Joko, salah satu pemudik itu, mengaku dalam perjalanan dari Palembang. Bersama tujuh rekannya, dia menghabiskan waktu tiga hari dua malam, di sadel motor, sejak Sabtu (12/9). Saat itu, Joko bertanya arah ke Kabupaten Pacitan karena saat di Kota Wonogiri, rombongan itu tersesat. Selain itu, Rabu kemarin, banyak pemudik bersepeda motor melintas.
Sementara itu, lalu lintas di Kota Wonogiri padat. Di jalan protokol mulai simpang empat Ponten hingga Gudang Seng, setiap gang dijaga polisi dan anggota Pramuka. Ruas jalan protokol tersebut sebagian dipakai parkir kendaraan, sehingga yang dipakai untuk lalu lintas hanya satu ruas jalan, dua ruas lainnya untuk parkir. Selain itu, di jalanan, kendaraan berpelat nomor luar kota berseliweran di antaranya pelat nomor awal B, DK, BG, F hingga BF.
Stabil
Sementara itu, berdasarkan pantauan Espos, kawasan Terminal Induk Giri Adipura maupun Krisak, ramai oleh lalu lalang bus maupun sepeda motor. Daerah Krisak merupakan persimpangan strategis arah ke Sukoharjo dan jalur alternatif menuju Yogyakarta.
Kendati mulai terjadi peningkatan jumlah keberangkatan bus tetapi jumlah tersebut masih dinilai stabil karena belum ada lonjakan penumpang. Menurut Kasubag Tata Usaha UPT Terminal Wonogiri, Agus Hasto Purwanto,
Dia mengatakan, intensitas lalu lalang bus mulai mengalami peningkatan di antaranya dari Lebak Bulus, Cikampek, Kemayoran dan Bogor. Dia mengatakan, beberapa hari sebelumnya bus dari Jakarta mendominasi tetapi mulai H-5, jumlah bus dari Bogor maupun Bandung meningkat. Dia menambahkan, pemudik tersebut sebagian besar ke wilayah Ngadirojo dan Baturetno. ”Tidak hanya bus dari Jakarta, bus dari Bogor sudah banyak menuju daerah,” jelas dia.
Menurut dia, karena penumpang tidak turun di satu titik maka jumlah pemudik tidak dapat dijumlah secara keseluruhan. Dia mengatakan, pemudik yang turun di daerah Krisak jumlahnya tidak sedikit dibandingkan dengan yang turun di Terminal Induk. ”Di Krisak jauh lebih banyak dibandingkan penumpang yang turun di Terminal,” jelasnya.
Sementara itu, menurut Fitri, pemudik dari Tanjung Priok, Jakarta, meskipun harga tiket bus eksekutif melonjak Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per orang, hal tersebut dinilai masih wajar mengingat harga normal Rp 175.000. Dia mengaku telah memesan tiket untuk arus balik untuk tujuan Tanjung Priok, tetapi mengenai harganya dirinya belum tahu. ”Ini sudah pesan tempat duduk tetapi harganya belum tahu apakah masih naik lagi,” jelasnya. - Oleh : Dina Ananti SS, Trianto Hery S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar