Ruwatan Agung NKRI pun digelar di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Rabu (7/10). Ribuan warga memadati halaman Pemkab Wonogiri, namun didominasi oleh pelajar, sehingga mereka tidak mengikuti pelajaran.
Selain pelajar, seluruh pegawai dan kepala desa se-Wonogiri pun dikerahkan. Dengan mengenakan baju warna putih dan bawahan warna bebas, ribuan peserta ruwatan duduk lesehan di pendapa ataupun halaman Kantor Pemkab Wonogiri.
Jajaran Muspida hadir yaitu Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Murdjoko, Wakapolres Wonogiri Kompol Sudarto, wakil dari Kejari Sutarto dan penyelenggara Bupati Wonogiri KPAA Condrokusuma Ki Brodronoyo Donowarih Sura Agul-agul H Begug Poernomosidi.
Pejabat Pemkab Wonogiri saat itu mengenakan pakaian Jawa komplet warna putih, mulai dari blangkon, beskap maupun jarit. Dalang ruwat adalah Ki Sutino Hardoko Carito, yang sebelumnya menerima tokoh wayang Bathara Kala yang diserahkan oleh Bupati. Upacara ruwat dilangsungkan dalam bahasa Jawa.
“Ruwet, rubida, pepeteng wonten ing Bumi Indonesia, sagedo sumingkir saka Nagari Indonesia, Bangsa Indonesia lan satuhu menggah beja mulya sak lami-laminipun (keruwetan, goda dan apa saja yang menyelimuti bumi Indonesia sebisa mungkin menyingkir dan menemui kebahagiaan selama-lamanya),” ujar Bupati sebelum menyerahkan wayang Bathara Kala kepada dalang.
Sebelumnya, Kakandepag Wonogiri, H Suparno, memimpin doa dalam bahasa Jawa yang intinya agar bencana alam selama ini membukakan hati pejabat dan masyarakat untuk selalu ingat kepada Allah SWT.
Wayang Bathara Kala sebelumnya dikirab dari ruang kerja Bupati menuju pendapa, diiringi oleh penari hasta brata dan dua pembawa dupa. Aroma wewangian tercium di sekitar lokasi ruwatan. Di belakang pakeliran juga tertata sesaji berisi jajan pasar, ingkung, lima kendi berisi air yang ditutup dengan daun pisang, telur warna putih dan juga kelapa atau cengkir. - Oleh : Trianto Hery Suryono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar