blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Jumat, 24 September 2010
Begug terisak saat berpamitan di Ruang Rapat Paripurna DPRD Wonogiri
Kalimat itu meluncur dan tanpa jeda, langsung setelah H Begug Poernomosidi selesai membacakan nota pengantar rancangan kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS) APBD 2011. Semua anggota DPRD dan kalangan eksekutif yang hadir dalam rapat paripurna di Gedung DPRD Wonogiri, Jumat (24/9) itu pun kontan terdiam mendengarnya.
Sebagian ada yang langsung tertunduk lesu dan terlihat tak bisa menutupi kesedihan. Namun tak sedikit pula yang hanya duduk tegak demi mendengarkan keseluruhan kata-kata Bupati Wonogiri yang segera meninggalkan jabatannya, 1 November 2010 mendatang itu.
“Selama ini saya selalu menyebut diri saya Ki Bodronoyo,” lanjutnya. “Ndara-ndaraku para anggota DPRD, kita sudah cukup lama, 10 tahun berjuang bersama. Berkali-kali saya dikritik, saya tetap legawa,” ujarnya.
Selanjutnya dia berpesan agar semuanya, termasuk partai-partai yang mendukung dirinya, membantu bupati dan wakil bupati yang baru nanti, yang disebutnya sebagai matahari baru di Wonogiri.
“Saya minta Anda semua membantu Mas Danar dan Mas Yuli, jangan di-plekotho, tapi dibantu yang bener, sebab masih banyak pekerjaan di Wonogiri ini yang belum digarap, rakyatnya belum sejahtera,” ujar Begug.
Kemudian dengan suara yang mulai bergetar dan terbata-bata, Begug mengatakan, “Saya mohon pamit, mau pergi dari Wonogiri.” Semua yang hadir pun hanya bisa terdiam, sampai kemudian Begug turun dari podium, kembali ke tempat duduknya di deretan pimpinan sidang.
Begitu duduk, Begug langsung mengambil sapu tangan, lalu mengusapkannya ke wajah. Dari jauh, sepertinya dia benar-benar habis menangis. Setelah rapat ditutup, Begug menyalami dan mencium pipi kanan dan pipi kiri satu persatu anggota Dewan dan orang-orang yang hadir.
Menanggapi pamitan Begug itu, salah satu anggota DPRD, Abdullah Rabbani mewakili fraksinya, PKS, menyampaikan apresiasinya yang sangat positif. Menurutnya, apa yang Begug ungkapkan dalam pamitan itu merupakan wujud dan bukti sikap yang bijaksana, berani mengakui kelemahan diri dan tidak menyalahkan pihak lain.
“Itu adalah sikap kesatria. Selama beliau menjabat, memang banyak kebijakan yang kami kritik. Tapi kami juga mengakui hal tersebut masih dalam batas kewajaran sebagai manusia yang tidak sempurna. Semoga setelah tidak menjabat bupati, beliau bisa menjadi begawan di masyarakat,” ujar dia.
shs
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar