Ternyata tak hanya Solo yang terkenal dengan batik, di Wonogiri khususnya di Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri terdapat bermacam-macam jenis batik salah satunya batik kombinasi antara cap dan tulis milik Daryono (33 th).
Berawal dari pengalaman kerjanya di Laweyan Solo, Daryono mencoba membuka usahanya di Tirtomoyo tepatnya di Dusun Sendang, Desa Sendangharjo Kecamatan Tirtomoyo. Dengan modal mandiri sebesar Rp 20 juta Daryono dibantu 8 karyawannya memproduksi Batik Cap kombinasi tulis yang dijual dalam bentuk kain dengan ukuran 175 cm x 115 cm seharga Rp 60 ribu. Dalam satu minggu Daryono mampu memproduksi sejumlah 250 buah kain batik. Menurut Daryono penghasilan kotor dalam satu bulannya mencapai Rp 25 juta. Karena sebelumnya telah memiliki jaringan kerja Daryono tak mengalami kendala dalam hal pemasaran. “Wilayah pemasaran kami di daerah Klaten dan Jogjakarta, biasanya di pasaran dijual Rp 100 ribu” terangnya.
Meski telah 1,5 tahun berwiraswasta namun baru 6 bulan terakhir ini Daryono membuka usahanya di Tirtomoyo, selama ini semua menggunakan modal mandiri. “Saya belum tahu bagaimana cara mencari bantuan modal ke pemerintah” ungkapnya.
Potensi lokal ini tak lepas dari perhatian pemerintah, salah satunya perhatian Camat Tirtomoyo, Teguh Waluyatmo, M.Si yang berharap kepada Bupati Wonogiri untuk memudahkan investor masuk ke wilayah Wonogiri guna mengembangkan Batik di wilayah Tirtomoyo khususnya dan Wonogiri pada umumnya. Hal ini disampaikan dalam kunjungan kerja Bupati Wonogiri, Senin (12/12) di Desa Sendangharjo Kecamatan Tirtomoyo Wonogiri. Dalam sambutannya Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto pun berharap agar kualitas batik tetap dijaga dan harga batik Wonogiren mampu bersaing di pasaran Internasional.(in_humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar