Kunto Hardjono, salah satu pengusaha yang terlibat dalam proyek pengembangan kawasan Pantai Nampu dan sekitarnya bersama almarhum Handoko selaku pemilik lahan, saat dihubungi Espos, Minggu (8/11) malam, mengungkapkan beberapa tahun sebelumnya, atas kemauan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, kawasan itu memang akan dijadikan objek wisata. Yang akan dibangun salah satunya adalah dermaga perahu nelayan di Pantai Waru.
”Saat itu, oleh Pemprov, Pak Handoko ditugasi sebagai investor. Kemudian tanah di tempat itu seluas kurang lebih 350 hektare dibebaskan. Bahkan kami sudah melakukan survei yang melibatkan konsultan asal Prancis.”
Jalur lintas
Di tanah yang dibebaskan itulah, kata Kunto, akan dibangun hotel, objek wisata dan berbagai industri pariwisata. Tujuannya, membuat paket wisata terpadu, mulai dari Pantai Parangtritis dan lain-lain di Yogyakarta, menginap di Pantai Nampu di Wonogiri dan berlanjut ke Solo.
Namun, lanjut Kunto, hingga kini, rencana tersebut belum berhasil diwujudkan. Gara-garanya, komitmen pemerintah untuk membangun jalur lintas dari Yogyakarta sampai ke Pacitan lewat lahan yang dibebaskan di Pantai Nampu itu tak kunjung direalisasikan.
“Waktu itu perjanjiannya, Pak Handoko selaku investor bersedia mengembangkan kawasan itu karena pemerintah berkomitmen membangun jalur lintas tersebut. Sekarang, karena jalur itu belum juga dibangun, ya, rencana itu akhirnya urung dilaksanakan,” ujar Kunto, yang mengaku sangat kecewa atas gagalnya rencana itu.
Kunto tidak berani menjamin apakah mungkin rencana pengembangan tempat wisata itu bisa dilaksanakan. Pasalnya, saat ini, sang investor, Handoko telah meninggal dunia, sedangkan ahli warisnya belum tentu mau meneruskan rencana tersebut.
Diberitakan SOLOPOS, Sabtu (7/11), rencana pembangunan dermaga perahu nelayan di Pantai Waru diperkirakan terkendala karena sebagian lahan di tempat itu sudah menjadi milik investor. - Oleh : Suharsih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar