.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
PANTAI Paranggupito Kabupaten Wonogiri, hadir menjadi satu-satunya potensi pantai yang dimiliki oleh wilayah eks Karesidenan Surakarta. Memanjang 10,15 km dari pantai Nampu (timur) sampai Nglojok Gunung Sigar (barat).
Bentuk pantainya variatif. Ada yang landai berpasir putih sebagaimana di Nampu, berbatasan dengan Kabupaten Pacitan (Jatim), sampai yang bertebing curam sebagaimana di pantai Karangpiyung, Watu Luweng, Kalimirah, Karangtengah, Gandekan, Banyutawa, Sembukan, Nglojok dan Gunung Sigar, yang berbatasan dengan Wonosari Gunungkidul (DI Yogyakarta).
Camat Paranggupito Ngadimin SSos mengatakan, di pantai Sembukan dikenal sebagai Pesanggrahan. ''Karena sering dijadikan tempat ritual labuhan dari Mangkunegaran,'' katanya. Layaknya labuhan di pintu gerbang Ratu Kidul di Parangkusumo oleh Keraton Kasultanan Yogyakarta, dan di Parangtritis oleh Keraton Kasunanan Surakarta.
Jalan menuju Sembukan telah beraspal. Juga telah ada bangunan paseban lama peninggalan Bupati S Harmoyo yang kemudian dipugar Bupati Drs H Oemarsono.
Di atas bukit sisi timur paseban Pesanggrahan, kini ada padepokan yang dibangun oleh spiritualis Eyang Tjitro dari Kabupaten Karanganyar.
Tempat Tafakur
Kasub Dinas Pariwisata Sentot Sujarwoko SH, mengatakan, untuk memperkaya Sembukan sebagai potensi pantai wisata spiritual, Bupati H Begug Poernomosidi SH, kini membangun gasebo paseban (tempat tafakur) baru di pucuk-pucuk bukit, lengkap dengan jalan setapaknya..
''Ini bersifat melengkapi sarana yang lebih dulu ada, paseban lama direnovasi,'' kata Bupati H Begug Poernomosidi SH. Bupati bertekad mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana baru di Sembukan ini dalam tempo cepat.
''Layaknya dalam legenda Bandung Bodowoso membangun Candi Sewu Prambanan itu. Biayanya, tak mengambil APBD,'' ucapnya.
Kabag Humas Drs Bambang Eko Sarwono MM, mengatakan, pembangunan wisata spiritual ini merupakan realisasi awal dari program pengembangan Pawonsari (Pacitan-Wonogiri-Wonosari). Pantai barat Paranggupito berpotensi untuk wisata spiritual, karena kaya bukit-bukit menjulang di sepanjang tepian pantai.
''Saat di atas bukit dapat memandang lepas ke samudera selatan yang luas. Itu mengingatkan betapa kecil keberadaan kita di tengah alam luas yang menghampar, dan makin menyadarkan betapa pentingnya untuk senantiasa mendekat kepada sang Maha Pencipta,'' katanya.
Sementara itu Komunitas spiritual Jumat Legen, menyambut baik tekad membangun obyek wisata spiritual Paranggupito, karena alamnya mendukung untuk menumbuhkan keterkaitan sinergi gaib jagat kecil dan jagat besar. Tentang penamaan bukit-bukit yang kini dibangun, dapat dipilihkan nama yang markettable, dengan nama awalan Parang dan dirangkai dengan hal-hal yang erat dengan supranatural.
Seperti bukit Parang Heneng, Parang Hening, dan Parang Kencana. (Bambang Pur-14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar