blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Senin, 08 November 2010
Pengungsi Merapi menyeberang ke Wonogiri
Wonogiri (Espos)–Tidak kurang dari 60 pengungsi Merapi memasuki perbatasan Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri selama tiga hari terakhir. Mereka tiba berombongan dengan sepeda motor atau diangkut mobil dan truk. Kini, mereka ditampung di rumah-rumah kosong atau rumah saudara.
Informasi yang diperoleh Espos, gelombang pengungsi pertama tiba di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten itu Jumat (5/11) pagi. Mereka tiba beriringan dengan sepeda motor, atau mobil bagi para manula dan Balita. Gelombang pengungsi paling banyak tiba Minggu (7/11) malam sebanyak 16 orang yang diangkut dengan truk. Mereka langsung ditampung di pendapa kantor kecamatan.
Data yang dicatat pihak Pemerintah Kecamatan Manyaran, sampai Senin siang (9/11), total sudah 66 pengungsi yang memasuki wilayah itu. Para pengungsi itu kebanyakan berasal dari Bogem, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, terutama yang tempat tinggalnya dekat Sungai Opak (terusan Kali Gendol), serta Prambanan, Klaten dan Desa Sukabumi, Cepogo, Wonosari.
Mereka ditampung di beberapa lokasi, salah satunya yang paling banyak adalah di rumah Giyoto di Dusun Sampak, Desa Pijiharjo, Manyaran. Ada 16 pengungsi yang ditampung di rumah tersebut.
“Tadi pagi, sebanyak 26 orang kembali ke rumah mereka untuk melihat situasi. Tapi mereka berjanji akan kembali lagi ke sini jika kondisinya masih membahayakan. Kebetulan rumah-rumah mereka berjarak hanya 23 km dari puncak Merapi,” ungkap Camat Manyaran, Ristanti, saat ditemui wartawan di salah satu lokasi pengungsian, kemarin.
Sementara itu, Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto, yang langsung meninjau lokasi untuk melihat kondisi para pengungsi itu mengatakan akan berusaha sebaik mungkin untuk menjamin pemenuhan kebutuhan para pengungsi. “Kami memahami jika pengungsi banyak yang masuk ke Wonogiri, karena sejauh ini Wonogiri relatif aman, tidak terkena hujan abu atau awan panas,” kata Danar.
Saat menemui para pengungsi di rumah Giyoto, di Dusun Sampak, Pijiharjo, Manyaran, kemarin, Danar mengatakan pada para pengungsi itu agar tetap tenang dan tidak buru-buru pulang. Mereka dipersilakan menunggu sampai kondisi wilayah mereka benar-benar aman. Untuk kebutuhan logistik, Danar mengatakan akan berusaha sebaik-baiknya untuk membantu.
Pada bagian lain, Kepala Dinas Sosial Wonogiri, Suharno mengatakan sudah mengirimkan bantuan logistik untuk para pengungsi Merapi di Manyaran. Di antaranya berupa beras, makanan dan mi instan. Sebagian bantuan itu diserahkan langsung oleh Bupati saat melakukan kunjungan ke lokasi pengungsian kemarin.
shs
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar