blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Minggu, 03 Januari 2010
14 Program strategis Bupati Wonogiri belum tersentuh
Padahal, masa jabatan bupati akan berakhir 2010 mendatang. Adapun 14 program dimaksud adalah pembangunan Museum Karst dan Bumi Jagad Spiritual di Pracimantoro, Weekend Night, penyelamatan konservasi air Waduk Gajah Mungkur (WGM), pengembangan Desa Tawangharjo sebagai Desa Idaman, Pembangunan Terminal Tipe A di Krisak, jalur lintas selatan, jalur lingkar kota Wonogiri, pembangunan hotel dan showroom di bekas terminal lama, pembentukan BKK modern, Islamic Center, kawasan industri Alas Kethu, pemberdayaan bangunan lantai III Pasar Kota Wonogiri, Plasa WGM, dan Sport Center.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonogiri, Edy Heriawan, dalam rapat koordinasi penyedia jasa konstruksi akhir 2009 di Ruang Data Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Rabu (30/12) mengungkapkan, belum tersentuhnya 14 program strategis bupati itu terjadi lantaran minimnya anggaran. Padahal, saat itu, ada sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) cukup besar yang nilainya mencapai Rp 161 miliar dari anggaran tahun 2007-2008. Sedangkan pada 2010, Silpa hanya Rp 36,7 miliar.
“Tahun 2010 nanti, terjadi penurunan belanja langsung yang cukup signifikan. Dari tahun 2009 sebesar Rp 290.034.877.000 menjadi hanya Rp 157.992.833.700 pada 2010. Turun sekitar 50%. Hal ini tentu akan berpengaruh pada penyedia jasa konstruksi karena jumlah proyek yang dilelang juga akan berkurang,” jelas Edy.
Edy menambahkan, untuk belanja proyek di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tahun ini hanya Rp 17,04 miliar atau turun dari tahun lalu yang mencapai Rp 45,8 miliar. Sedangkan di Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), belanja proyek hanya Rp 5,831 miliar, turun dari tahun lalu yang mencapai Rp 16,685 miliar.
Ditambahkan Kabid Permukiman dan Tata Ruang DPU, Tri Pomo, tahun 2010 akan menjadi tahun penuh keprihatinan bagi penyelenggaraan proyek-proyek fisik. Termasuk untuk pengadaan semen, sebagai contoh, tahun ini hanya mendapat alokasi Rp 450 juta. Padahal tahun lalu mencapai Rp 3 miliar.
Salah seorang kontraktor dari CV Duta Teknik, Agus Setiono mengatakan tahun 2010 mendatang pihaknya sepertinya memang tidak bisa berharap banyak pada proyek-proyek fisik dari pemerintah. “Kami memaklumi karena kondisi keuangan daerah yang sedang sulit. Maka kamipun akan berusaha dengan mencari proyek-proyek dari swasta, dengan tetap memantau jika ada proyek dari Pemkab,” ungkap Agus, yang merupakan Direktur CV tersebu
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar