blog ini sebagai media penyiaran berita, tombo kangen, kritik sosial, serta sebagai media teknologi informasi terkini.Semoga menjadi media yang bisa membawa kemajuan bagi kecamatan paranggupito khususnya dan wonogiri umumnya.
Minggu, 27 Desember 2009
Meriah, Kirab Jamasan Pusaka di WGM
Wonogiri (Espos)–Layaknya sebuah kirab dengan berbagai atribut dan pertunjukan seni yang mengiringi, kemeriahan benar-benar terasa saat satu per satu peserta Kirab dan Jamasan Pusaka yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri, Minggu (27/12) berjalan beriringan mulai dari halaman Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri menuju obyek wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur (WGM).
Lebih dari 3.000 orang ikut meramaikan acara tahunan yang digelar sebagai upaya melestarikan pusaka peninggalan MN I sekaligus sebagai daya tarik wisata itu.
Sementara itu, pusaka yang dikirab dan dijamasi (dibersihkan) jumlahnya mencapai puluhan, terdiri atas pusaka peninggalan KGPAA Mangkunegara (MN) I sebanyak sembilan buah, pusaka koleksi Pemkab Wonogiri dan Bupati H Begug Poernomosidi, serta pusaka milik warga yang dititipkan untuk dijamasi. Di antara puluhan pusaka itu ada dua buah keris yang menyedot banyak perhatian warga karena ukurannya yang tidak normal.
Pada umumnya, keris hanya berukuran panjang 30-50 cm dan berat kurang dari 1 kg. Namun dua keris yang bernama Kiai Parungsari dan Kiai Sengkelat ini masing-masing berukuran panjang 2,5 meter dan 2 meter serta berat mencapai 40 kg dan 30 kg. Kedua keris yang menurut informasi merupakan peninggalan zaman Mataram sekitar tahun 1700-an ini telah menjadi maskot Kabupaten Wonogiri.
Dalam iring-iringan kirab itu, Kiai Parungsari dan Kiai Sengkelat diangkut dengan sebuah mobil pikap dengan dua patung sebagai penyangganya. Di sepanjang perjalanan kirab, keduanya menjadi pusat perhatian ribuan warga masyarakat yang menonton dari pinggir jalan. Bahkan sesampainya di lokasi jamasan, kedua pusaka itu paling banyak dikerumuni penonton yang ingin memotret dan mengabadikannya.
Kirab itu sendiri diberangkatkan sekitar pukul 09.00 WIB. Diawali dengan pasukan drumband anak-anak sekolah, disusul di belakangnya oleh kereta kencana yang ditumpangi Bupati Begug Poernomosidi. Baru kemudian mobil pembawa dua keris raksasa, dan pusaka-pusaka lainnya seperti tiga pusaka dari Selogiri yaitu keris Kiai Karawelang, tombak Kiai Totog dan tombak Kiai Jaladara, dua pusaka dari Girimarto yaitu tombak Kiai Limpung dan keris Kiai Semar Tinandu, dan dua pusaka dari Sendang Kaliwerak, Giritirto yaitu tombak Kiai Bancak dan tombak Kiai Alap-alap. Semuanya merupakan peninggalan MN I. Tak ketinggalan pula pusaka milik kabupaten, yaitu Gong Kiai Mendung Ekadayawilaga.
“Tradisi jamasan ini sudah dilakukan sejak 1980-an adalah sebagai sarana untuk melestarikan pusaka peninggalan KGPAA Mangkunegara I dengan cara membersihkan dan merawatnya secara rutin. Sekaligus menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisata. Petugas jamasan adalah abdi dalem Wrekso Warastro Pura Mangkunegaran,” ungkap salah satu panitia.
shs
Jumat, 25 Desember 2009
LABUHAN AGENG 2009 " di pantai sembukan "
Labuhan ageng telah dilaksanakan pada hari jumat saat pergantihan tahun baru islam, Labuhan diikuti perangkat kabupaten, kerabat kraton surakarta, perangkat kecamatan paranggupito juga seluruh elemen masyarakat sekitar. Dalam acara labuhan ini dilakukan pelarungan kurban ke laut juga pembuatan tumpeng yang berasal adari hasil bumi. sesuai dengan maksudnya untuk mengutarakan rasa syukur atas hasil bumi yang diperoleh selama ini.
Juga dilakukan pameran hasil industri rumah tangga setempat dengan didukung oleh PNPM, acara yang berlangsung rutin setahun sekali ini kelihatan semarak dengan acara wayang kulit semlam suntuk juga berlokasi di pendopo pantai sembukan. dengan kehadiran bupati Begug Purnomosidi sebagai dalang.
Senin, 21 Desember 2009
Warga Padati Labuhan Ageng
WONOGIRI (Joglosemar): Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menggelar acara Labuhan Ageng yang berlangsung di pantai Sembukan, Paranggupito, Sabtu (19/12).
Labuhan Ageng yang sudah digelar sejak 10 tahun lalu tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Wonogiri, Begug Poernomosidi.
Prosesi diawali dengan penyerahan sesaji dari Camat ke Kepala Desa. Sesaji berupa kepala sapi, kaki dan ekor itu dilarung oleh Bupati selaku sesepuh Wonogiri. Cuaca mendung mengiringi Labuhan Ageng, hingga gerimis turun saat acara berakhir.
Acara Labuhan Ageng dirangkai dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk, dengan dalang Ki Hartono, Direktur Utama Bank Jateng, Cabang Wonogiri dengan mengusung lakon Wahyu Katentreman Hanggono Jati.
“Inti ceritanya adalah kondisi negara saat ini bukan karena pageblug, tapi sebagai hasil dari ulah tangan manusia sendiri. Untuk itu manusia hendaknya koreksi terhadap dirinya sendiri,” katanya.
Berebut Sesaji
Bupati Begug Poernomosidi menyatakan baginya pelarungan kepala sapi yang mewakili satu badan sapi utuh itu melambangkan bahwa manusia harus bersih dari nafsu kehewanan. Sehingga manusia bisa meraih yang diinginkannya.
“Upacara ini juga sebagai ucapan syukur terhadap pemberian Tuhan kepada manusia. Dan yang jelas, upacara adat ini harus terus ada dan dijaga. Jangan sampai ditinggalkan,” jelasnya.
Menurut tokoh masyarakat setempat, Sucipto, upacara Labuhan Ageng itu sebenarnya malah sudah dilakukan sejak zaman Mangkunegara IV.
“Saat itu sebenarnya Mangkunegara IV diserahi tugas untuk mencari petilasan dari Mangkunegara I. Hingga akhirnya ditemukan di Sembukan dan lahirlah upacara Labuhan ini,” paparnya.
Masyarakat sekitar datang biasanya untuk berebut sesaji hasil bumi yang ada menyertai kepala sapi. Kepala sapi dilarung, sementara hasil panen diperebutkan. Semakin banyak mendapat sesaji hasil bumi, diyakini makin banyak pula rezeki yang akan didapat.
“Masyarakat biasanya menyerbu sesaji hasil bumi. Mereka yakin makin banyak yang didapat, makin sejahtera pula mereka nantinya,” terang Sularso, Camat Paranggupito. (son)
Selasa, 15 Desember 2009
DUTA SENI WONOGIRI DI TMII
Kamis, 10 Desember 2009
Kawasan karst akan dijadikan sarana pendidikan dan pariwisata
Wonogiri (Espos)--Kawasan karst di Dusun Mudal, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri akan dijadikan ikon Wonogiri untuk menarik wisatawan mancanegara maupun domestik.
Karenanya, dalam waktu tutup masa bakti, Bupati akan mengembangkan kawasan di pegunungan sewu itu menjadi sarana pendidikan dan pariwisata.
Penajaman dua sektor itu dilakukan Pemkab Wonogiri untuk meniru bangunan Bali di Brussel, Belgia. Demikian dikemukakan Bupati Wonogiri, H Begug Poernomosidi di hadapan peserta Seminar/sosialisasi kawasan karst Gunung Sewu dengan tema “Karst untuk Pengetahuan” di Ruang Pertemuan Museum Karst, Pracimantoro, Wonogiri, Rabu (9/12).
Dia menceritakan di Brussel ada even tahunan Paradeso. Menurutnya, even itu mampu menjadi daya tarik, wisatawan untuk berkunjung ke negara itu. Apalagi di lahan seluas 2 hektare (ha) hanya dibangun oleh dua negara, yakni China dan Indonesia.
“Untuk Indonesia diwakili oleh Bali. Bangunan semacam pura di Bali dibangun di sana (Brussel), sehingga saat membawa batu disediakan 300 kontainer. Di lokasi itu juga dibangun lahan persawahan terasiring, padahal persawahan tidak ada tetapi dibuat.”
Untuk itulah, ujarnya, di kawasan karst Gebangharjo, Pracimantoro juga akan dibangun miniatur monumen-monumen monumental di Indonesia, seperti menara kudus, pure dan sebagainya.
Bupati mengatakan untuk menindaklanjuti impiannya itu, Pemkab akan menyiapkan desa wisata dan membangun 50 kamar untuk penginapan.
tus
Minggu, 06 Desember 2009
ada beberapa potensi wisata alam gua di paranggupito diantaranya adalah ;
GUA PENENGEN
Lokasi : Desa Paranggupito, Kecamatan Pranggupito
Waktu Tempuh : ± 1,5 jam dari pusat kota Wonogiri.
Jenis : Obyek Wisata Alam, Ritual
Potensi : Gua horizontal menghadap ke laut
Peluang pengembangan :
- Pembuatan tanda arah menuju ke lokasi
- Pembuatan jalan ke lokasi
- Shelter/Gazebo/Rest Area
Gua berisi watu lintang ditemukan di Eromoko, Wonogiri
Wonogiri (Espos)–Sebuah gua berisi watu lintang yang tembus cahaya ditemukan di lahan milik salah seorang warga Dusun Jati, Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Wonogiri. Penemuan tersebut membangkitkan penasaran warga karena kabar yang beredar di dalamnya juga ada patung berbentuk manusia.
Sayangnya, patung itu berikut sejumlah benda lain yang terbentuk secara alami dari stalaktit dan stalakmit, telah raib diambil tangan tak bertanggung jawab sebelum diselamatkan.
Kendati demikian, hal itu tidak mengurangi rasa penasaran warga. Setiap hari ratusan warga berbondong-bondong mendatangi gua itu untuk melihat. Kondisi itu juga dimanfaatkan oleh warga setempat untuk mengumpulkan uang dengan memasang kota amal.
Pemilik lahan, Sutiman, 37, mengaku kali pertama menemukan gua itu pada 10 Oktober 2009. Saat itu, dirinya yang sehari-hari menambang batu lintang di lahan miliknya, tidak menduga sama sekali adanya gua itu.
“Waktu itu sekitar pukul 17.00 WIB, saya sedang mencungkili batu-batu di lahan milik saya ini. Saya tidak mengira di bawahnya ada gua, hanya waktu saya memukuli batu di atas gua itu kok suaranya beda, lebih keras. Lalu saya teruskan menggali dan menemukan lubang gua itu,” jelas Sutiman, saat ditemui di lokasi gua, Jumat (4/12).
Sutiman, yang tidak berani masuk ke dalam gua itu kemudian memberitahu saudara-saudaranya. Adalah Keman, salah satu saudaranya yang kali pertama masuk. Saat ditanya, Keman mengatakan, waktu itu dia melihat ada banyak sekali batu lintang di dalamnya. Bentuknya bermacam-macam, ada yang menyerupai orang berdiri bersedekap, ada pula yang menyerupai sapi dan gajah duduk lengkap dengan belalainya. Semuanya terbentuk secara alami dari stalaktit dan stalakmit.
“Sayangnya, saat masuk untuk kedua kalinya beberapa batu sudah hilang. Mungkin ada yang mengambilnya. Waktu itu saya masuk pada malam hari dan paginya sudah tidak ada,” ujar Keman.
shs
musim tanam, mengharap panen mendapatkan hasil yang melimpah
Pasa awal musim tanam kali ini masyarakat petani dieskitaran paranggupito sempat terganggu dengan datangnya hujan yang tidak menentu, pada saat melakukan persemaian hujan dan minggu berikutnya saat padi sudah mulai tumbuh sempat tidak hujan selama 2 minggu. mengakibatkan layunya tanaman padi. di minggu minggu ini dengan datangnya hujan lagi tanaman sudah mulai menghijau kembali dan berharap musim panen nantinya akan mendapatkan hasil yang melimpah.
kendala lain yang sering muncul adalah kesulitan mendapatkan pupuk serta serangan hama, dengan modal pas pasan dan hanya mengandalkan pupuk kandang seakan para petani pasrah dengan nasibnya, dirasa perhatian pemerintah terhadap petani kecil yang bermodal pas pasan namun harus berjuang untuk mendapatkan pupuk.
Senin, 30 November 2009
Sumaryoto diadu dengan Mulyadi, Golkar tantang PDIP
Sementara PKS dan koalisi PAN, PPP dan Partai Gerindra yang tergabung dalam Fraksi Amanat, Persatuan Indonesia (FAPI) belum berani memunculkan nama.
Partai-partai kecil itu masih menunggu perkembangan dan tetap melakukan penjajakan kepada para Bacabup. Bahkan FAPI mengisyaratkan hanya akan mengusung satu pasangan dan tidak akan menggelar konvensi.
Demikian rangkuman para petinggi partai saat ditemui Espos secara terpisah, Senin (30/11). Mereka adalah Ketua Partai Golkar Wonogiri, Y Sumarmo, bendahara DPD PAN Wonogiri Sardi dan Ketua DPD PKS Wonogiri, Dwi Hatmoko.
“Taraf penjajakan bakal calon terus dilakukan oleh tim dan ada dua yang sudah memberikan isyarat, yakni Suwarsono dan Sutadi. Namun kalau nanti PDIP mengusung Sumaryoto maka kami akan mengajukan H Mulyadi untuk bertarung,” tandas Sumarmo seusai menghadiri upacara Hari Korpri di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri.
Sumarmo menegaskan dirinya tidak akan mencalonkan diri lagi, baik sebagai Bacabup ataupun Bacawabup Wonogiri. Selain itu, ditegaskan oleh Sumarmo, koalisi dengan PDIP akan disudahi pada Pilkada 2010 karena PG akan mengusung calon sendiri.
“Koalisi kemungkinan dengan partai di luar PDIP dan penetapan Cabup akan dilakukan setelah Musda Wonogiri karena persiapan intensif Partai Golkar dilakukan enam bulan menjelang pelaksanaan Pilkadas Wonogiri.”
tus
Sabtu, 28 November 2009
reses, tiap anggota Dewan dibekali Rp 7 juta
Masing-masing dari mereka dibekali Rp 7 juta. Sudah menjadi tradisi, untuk mengisi masa reses, setiap anggota Dewan harus turun ke masyarakat menemui konstituennya guna menjaring aspirasi terkait kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Aspirasi-aspirasi itulah nantinya akan menjadi bahan masukan untuk berbagai program pemerintah. Target yang ingin dicapai melalui reses tersebut adalah sosialisasi perkembangan pemerintahan Wonogiri terutama terkait tugas anggota legislatif sebagai wakil rakyat, menyerap aspirasi, masukan, kritik, saran, dan kemajuan kinerja DPRD untuk pembangunan ke depan.
Salah satu anggota legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdullah Rabbani, kepada Espos, Selasa (24/11), mengungkapkan selama masa reses ini, menjadi tanggung jawab masing-masing anggota legislatif untuk menemui dan menjaring aspirasi dari konstituennya. Dana yang disediakan untuk masing-masing anggota legislatif senilai Rp 7.137.500. Semuanya untuk kepentingan masyarakat, sewa kursi, konsumsi, acara dan lain-lain.
“Pada kenyataannya kebanyakan dari kami malah tombok, karena dana segitu hanya cukup untuk wedangan. Tapi kami ikhlas. Bagi kami tanpa dijadwalkan resespun kami selalu ketemu dengan konstituen, apalagi untuk reses yang sudah jelas payung hukumnya. Berapapun biayanya, tombok sekalipun tidak masalah,” ujar Rabbani.
Demikian pula yang dikatakan, anggota DPRD Wonogiri dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Dangi Darmanto. Dia mengatakan, untuk reses tersebut memang telah disediakan dana. Namun, biasanya hanya cukup untuk konsumsi. Itupun terkadang masih harus tombok.
shs
sai upacara, puluhan siswi SMKN Kelautan kesurupan
Wonogiri (Espos)–Puluhan siswi SMKN 1 Giritontro yang membuka jurusan kelautan kesurupan, seusai mengikuti upacara HUT PGRI di sekolah tersebut, Rabu (25/11). Guna menghindari jeritan histeris dan korban cukup lama, Camat Giritontro dan Komite Sekolah sepakat memulangkan siswanya sebelum jam pelajaran tuntas.
Keterangan yang dihimpun Espos menyebutkan suara jeritan histeris siswi memecahkan keheningan di sekitar sekolah. Lokasi sekolah yang jauh dari pemukiman, namun berdekatan dengan lokasi SMP dan rumah warga membuat panik guru dan pengelola sekolah. Belum diketahui secara pasti penyebab mereka kesurupan.
Namun dari 15 siswa, empat di antaranya mengalami histeris berat dan pihak sekolah memulangkan mereka hingga ke rumahnya. Mereka yang terkena dan mengalami jeritan histeris adalah siswa kelas X. Empat siswa kelas X itu adalah, Dwi Safitri dan Eka Utara, keduanya berasal dari Baturetno, Melisa Andiyani dan Manis, keduanya warga Punung dan Bayemharjo, Giritontro.
Anggota Komite Sekolah SMKN 1 Giritontro atau dikenal dengan SMK Kelautan, Wahyu Widodo dan Camat Giritontro, H Sariman saat dimintai konfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. “Semua sudah terselesaikan, siswa dipulangkan lebih awal dan siang ini (kemarin) dilangsungkan ritual doa untuk memohon kepada Allah SWT. Kalau terjadi kesurupan, maka tugas manusia adalah meminta petunjuk Allah,” kata H Sariman.
Diceritakannya jeritan histeris kali pertama terlontar dari mulut Melisa merembet ke Manis. Jeritan tersebut dalam waktu satu jam sudah menyebar dan hampir semua siswa mengalami kesurupan.
tus
Jumat, 13 November 2009
hujan menghilang petani meradang
Selasa, 10 November 2009
Langkah persuasif untuk klarifikasi tanah
Jika langkah tersebut tidak membawa hasil, Bupati diminta dalam waktu sesingkat-singkatnya mendesak agar Badan Pertanahan Nasional (BPN) menyelesaikan perkara itu.
Saran itu disampaikan oleh Komisi B DPRD Jateng saat hearing (rapat dengar pendapat) dengan Komisi II DPRD Kabupaten Wonogiri dan beberapa SKPD terkait di antaranya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakperla), Senin (9/11) di Semarang.
Anggota Komisi B DPRD Jateng, Subandi, dihubungi Espos, Selasa (10/11), mengungkapkan secara umum, pihaknya menyambut baik rencana Pemkab Wonogiri untuk mengembangkan kawasan Pantai Waru.
”Hanya diharapkan status tanah yang masih dikuasai Batik Keris itu di-clear-kan dulu. Komisi B menyarankan agar bupati melakukan pendekatan persuasif dengan penguasa tanah. Kalau bisa diarahkan ke hibah. Jadi tanah itu dikembalikan statusnya menjadi milik Pemkab,” ujar Subandi.
Pengusaha Kunto Hardjono yang pernah terlibat dalam proyek pembangunan objek wisata di Paranggupito, menyebut tanah itu tidak dimiliki Batik Keris namun dimiliki PT Solo Adi Sarana milik keluarga Handoko.
Mengenai masalah anggaran, Subandi, mengatakan pembangunan dermaga dan pengembangan kawasan Pantai Waru diperkirakan membutuhkan dana senilai Rp 35,35 miliar.
Terpisah, Kepala Disnakperla, Rully Pramono Retno, mengungkapkan akan dibuat embrio kampung nelayan. Rully mengatakan di kawasan tersebut sebenarnya ada 200-an nelayan. Namun yang tercatat sebagai anggota koperasi hanya 57 orang.
Anggota DPRD Wonogiri, Ahmad Zarif, mengungkapkan selain tidak memenuhi kewajiban mengembangkan kawasan itu, investor yang menguasai tanah itu juga sudah tidak membayar pajak bumi dan bangunan selama lebih dari 18 tahun. - Oleh : shs
Pastikan lokasi tidak bermasalah
Pembangunan dermaga itu akan menelan anggaran sekitar Rp 35 miliar, namun sekarang muncul persoalan tanah yang masih dimiliki pihak swasta. Pihak swasta diberi hak penggunaan tanah selama 20 tahun, sejak 1985. Namun agar pembangunan dermaga tidak memunculkan masalah, berikut udarasa wong Wonogiri.
Santo, 53, warga Klampisan, Kaliancar, Selogiri
Secara pribadi saya senang di Wonogiri memiliki dermaga. Dengan demikian, ada tambahan lokasi wisata di pantai, tidak hanya Waduk Gajah Mungkur. Adanya dermaga, diharapkan juga menambah pendapatan asli daerah (PAD) Wonogiri. Namun pembangunan dermaga itu jangan memunculkan masalah. Pastikan dahulu, lokasi itu tidak ada masalah.
Juga pengelolaan atau pengerjaannya sing jujur, rakyat jangan ditipu-tipu seperti pemberian bibit yang tidak pernah sesuai kebutuhan petani. Kalau toh tanah itu dipinjam mestinya dikembalikan. Misalkan saya yang punya tanah dikontrak orang, kalau sudah habis masa kontraknya, ya dikembalikan ke saya ta.
Canthang Daliman, warga Giri Asri, Singodutan, Selogiri
Kami senang jika Wonogiri ada objek baru penghasil PAD. Langkah awal, kami usulkan untuk secepatnya melakukan koordinasi jika lokasi yang akan digunakan masih bermasalah. Sepengetahuan saya, hak guna bangunan itu sesuai aturan selama 20 tahun dan saya mendengar kalau lokasi Pantai Waru, Paranggupito itu dikelola oleh swasta.
Jadi koordinasikan dengan pihak swasta dan segera ditindaklanjuti, walau pergeseran pembangunan dermaga itu mengorbankan dana Rp 1 miliar untuk pembangunan dermaga di Pantai Klothok. Bagaimana pun, kalau program itu untuk kemajuan Wonogiri, kami mendukung. Apalagi pembangunan dermaga itu juga sudah didukung oleh anggota DPRD. Juga jangan sampai pembangunan itu terjadi penyelewengan.
Menurut kami, pembangunan dermaga itu akan meningkatkan perekonomian masyarakat yang berujung pada penambahan PAD. Mohon segera ditindaklanjuti dan ditingkatkan pengawasannya. Jangan sampai ada persoalan baru. - Oleh : tus
”Nilai kesetiakawanan mulai pudar”
Sebagai contoh, saat Pemkab Wonogiri memberangkatkan truk yang mengangkut rancang bangun rumah knock down (bisa dibongkar pasang), tidak seorang pun pemuda mendaftarkan diri untuk membantu.
Penegasan itu disampaikan Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi saat membuka acara Sarasehan Nilai-nilai Kesetiakawanan dan Kepahlawanan di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Senin (9/11).
”Kami menaruh apresiasi dengan pelajar SMKN 2 Wonogiri, yang masih memiliki rasa kesetiakawanan. Pelajar SMKN 2 Wonogiri datang ke kami dan menyatakan sanggup menjadi tenaga sukarela di Padang,” kata Bupati. - Oleh : tus
Senin, 09 November 2009
Investor dukung proyek dermaga
Kunto Hardjono, salah satu pengusaha yang terlibat dalam proyek pengembangan kawasan Pantai Nampu dan sekitarnya bersama almarhum Handoko selaku pemilik lahan, saat dihubungi Espos, Minggu (8/11) malam, mengungkapkan beberapa tahun sebelumnya, atas kemauan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, kawasan itu memang akan dijadikan objek wisata. Yang akan dibangun salah satunya adalah dermaga perahu nelayan di Pantai Waru.
”Saat itu, oleh Pemprov, Pak Handoko ditugasi sebagai investor. Kemudian tanah di tempat itu seluas kurang lebih 350 hektare dibebaskan. Bahkan kami sudah melakukan survei yang melibatkan konsultan asal Prancis.”
Jalur lintas
Di tanah yang dibebaskan itulah, kata Kunto, akan dibangun hotel, objek wisata dan berbagai industri pariwisata. Tujuannya, membuat paket wisata terpadu, mulai dari Pantai Parangtritis dan lain-lain di Yogyakarta, menginap di Pantai Nampu di Wonogiri dan berlanjut ke Solo.
Namun, lanjut Kunto, hingga kini, rencana tersebut belum berhasil diwujudkan. Gara-garanya, komitmen pemerintah untuk membangun jalur lintas dari Yogyakarta sampai ke Pacitan lewat lahan yang dibebaskan di Pantai Nampu itu tak kunjung direalisasikan.
“Waktu itu perjanjiannya, Pak Handoko selaku investor bersedia mengembangkan kawasan itu karena pemerintah berkomitmen membangun jalur lintas tersebut. Sekarang, karena jalur itu belum juga dibangun, ya, rencana itu akhirnya urung dilaksanakan,” ujar Kunto, yang mengaku sangat kecewa atas gagalnya rencana itu.
Kunto tidak berani menjamin apakah mungkin rencana pengembangan tempat wisata itu bisa dilaksanakan. Pasalnya, saat ini, sang investor, Handoko telah meninggal dunia, sedangkan ahli warisnya belum tentu mau meneruskan rencana tersebut.
Diberitakan SOLOPOS, Sabtu (7/11), rencana pembangunan dermaga perahu nelayan di Pantai Waru diperkirakan terkendala karena sebagian lahan di tempat itu sudah menjadi milik investor. - Oleh : Suharsih
Pipa PDAM di gunturharjo diperbesar
Pipa air sepanjang 6.000 meter melewati empat dusun tersebut, saat ini, tengah dalam proses penggantian dari semula hanya berdiameter satu inci menjadi dua inci.
Kepala Desa Gunturharjo, Suyadi, ditemui Espos di kediamannya, Minggu (8/11), mengungkapkan minimnya air bersih merupakan masalah yang sangat akrab dengan warga desanya. 10 Dusun sebenarnya sudah dipasok air PDAM melalui pipa. Namun debit airnya kecil karena diameter pipa hanya 1 inci, sehingga warga masih sering kekurangan air bersih.
”Penggantian pipa dengan yang diameternya lebih besar ini sudah kami ajukan sejak beberapa waktu lalu dan baru kali ini direalisasikan,” kata Suyadi.
Empat dusun dimaksud, lanjut Suyadi, adalah Balong, Ngasem, Pelem dan Petir. Dia mengungkapkan sampai saat ini, masih ada satu dusun yang masih kesulitan air yaitu Dusun Plawon. Di dusun tersebut, hanya ada satu tandon air dan pipa dengan diameter satu inci. Air tersebut setiap hari diperebutkan oleh 86 keluarga.
Bahkan, Suyadi menambahkan, tak sedikit pula warga yang terpaksa berjalan kaki hingga 2-3 km ke sumber mata air hanya untuk seliter-dua liter air bersih. “Ya kalau kami ya harapannya setiap dusun nanti bisa dialiri air bersih dari PDAM dengan debit yang lebih besar. Kami juga masih mengharapkan adanya bantuan seperti yang kami terima dari KPP Pratama beberapa waktu lalu,” ujar Suyadi. - Oleh : shs
Jumat, 06 November 2009
Lokasi sempat akan dijadikan objek wisata Pembangunan dermaga terkendala status lahan
Sebagian lahan di wilayah itu masih dalam penguasaan perusahaan tekstil Batik Keris.
Kabid Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Wonogiri, Dwi Sudarsono, ditemui Jumat (6/11), mengungkapkan Batik Keris/Danliris mengantongi izin penggunaan lahan di sekitar Pantai Waru sejak 1989. Izin tersebut mestinya habis pada 2009 ini.
”Sekarang tinggal menunggu keputusan BPN (Badan Pertanahan Nasional-red) Kanwil Jateng, apakah akan memperpanjang izin Batik Keris atau menghentikan izin tersebut dan menjadikan tanah itu sebagai tanah negara bebas,” kata Dwi.
Dwi optimistis tanah tersebut akan menjadi tanah negara bebas karena sejak keluar izin untuk Batik Keris pada 1989, tanah itu dibiarkan mangkrak. BPN-pun sudah mengeluarkan surat peringatan (SP) I. Jika sampai SP III tidak ada tanggapan dari Batik Keris maka tanah itu akan langsung ditetapkan sebagai tanah negara bebas.
Dibiayai Pemprov
Kendati masih terkendala status tanah, Dwi mengatakan persiapan untuk pembangunan dermaga itu terus dilakukan. Bappeda Wonogiri, Senin (9/11) mendatang akan berangkat ke Semarang guna melakukan rapat dengar pendapat (hearing) dengan DPRD Jateng.
Karena Pemprov Jateng yang mewacanakan pembangunan dermaga nelayan Pantai Waru sebagai pengganti dermaga Pantai Klotok maka biaya pembangunan termasuk penyusunan detail engineering design (DED) diharapkan dari Pemprov. Untuk penyusunan DED tersebut, lanjut Dwi, akan diusulkan dalam APBD Provinsi Jateng tahun 2010 senilai Rp 700 juta.
”Pemkab sendiri akan menyiapkan embrio pelabuhan nelayan di Pantai Waru dengan membuat makadam dan melakukan pengerukan pantai agar nelayan bisa beraktivitas di tempat itu. Anggaran untuk pembuatan makadam dan pengerukan pantai tersebut diajukan dalam APBD Perubahan 2009 Kabupaten Wonogiri senilai Rp 95 juta,” ujar Dwi.
Sementara itu, sumber Espos membantah kawasan itu dimiliki Danliris/Batik Keris. Yang akan mengembangkan kawasan pantai itu adalah keluarga Handoko. Dia menuturkan dulu kawasan itu akan dijadikan objek wisata. ”Akan dijadikan seperti Kute-nya Bali.”
Baik dari Pemkab maupun pemilik tanah, ujar dia, tidak ada masalah dengan pengembangan kawasan itu. Namun kemudian ada pihak yang mempersoalkannya. Akhirnya rencana itu urung direalisasikan. Bahkan rencana menjadikan kawasan itu sebagai tempat peternakan walet, juga tidak terlaksana. - Oleh : Suharsih
Kamis, 05 November 2009
Warga Baturetno dilatih olah jarak
Pelatihan itu diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dengan tujuan menjadikan Kecamatan Baturetno sebagai kawasan industri pengolahan biji jarak.
Kasi Sarana Industri Disperindag Wonogiri, Margana, ditemui di sela-sela pelatihan, kemarin, mengungkapkan Baturetno merupakan satu dari lima kecamatan yang hendak dikembangkan menjadi kawasan industri pengolahan biji jarak menjadi bahan bakar alternatif. Empat kecamatan lainnya meliputi Pracimantoro, Giriwoyo, Eromoko dan Giritontro. ”Program pengembangan industri ini baru dimulai tahun ini. Makanya, kami dari Disperindag mengadakan pelatihan kepada masyarakat. Pelatihan tersebut hanya pada pengolahan biji jarak menjadi bahan bakar alternatif,” jelas Margana - Oleh : shs
Tarif RSUD turun 30%-50% per kasus
Bupati Wonogiri, H Begug Poernomosidi, dalam rapat paripurna penyampaian jawaban atas pertanyaan pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD terhadap nota keuangan RAPBD Perubahan tahun 2009 di Gedung Dewan setempat, Rabu (4/11), mengungkapkan salah satu penyebab turunnya pendapatan asli daerah (PAD) senilai Rp 4,939 miliar adalah retribusi jasa umum RSUD yang turun senilai Rp 4,913 miliar. Penurunan itu disebabkan kenaikan tarif pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) No 13 Tahun 2008, sehingga kunjungan pasien menurun.
Kaitannya dengan hal itu, Begug, dalam penjelasannya kepada wartawan seusai rapat paripurna itu mengatakan perlu dilakukan upaya peningkatan promosi dan daya saing RSUD, agar lebih berpihak pada masyarakat kurang mampu. ”Bisa saja penurunan jumlah pasien di RSUD itu karena saat ini orang Wonogiri lebih suka berobat ke Solo atau rumah sakit swasta yang ada di Wonogiri sendiri. Hal ini perlu dilakukan pengkajian,” jelas Begug.
Adanya penurunan jumlah pasien yang diakibatkan kenaikan tarif RSUD berdasarkan Perda No 13 Tahun 2008 itu dibenarkan oleh Direktur RSUD dr Soediran Mangun Sumarso, Setyarini.
Ditemui terpisah, di Gedung Dewan, kemarin, Setyarini mengatakan sejak diberlakukan kenaikan tarif itu, berkembang citra di masyarakat bahwa tarif RSUD itu mahal.
“Waktu itu penurunannya cukup signifikan. Bahkan pernah tingkat hunian di RSUD hanya 30%. Padahal idealnya, tingkat hunian RS itu minimal 65%. Faktornya bisa macam-macam, pilihan rumah sakit yang semakin banyak, biaya yang mahal dan sebagainya,” ujar Setyarini.
Akibat penurunan jumlah pasien, Setyarini mengatakan target pendapatan pada 2009 ini senilai Rp 25 miliar baru terealisasi 47%, sehingga pihaknya mengajukan koreksi target menjadi senilai Rp 21 miliar.
Berbagai upaya dilakukan RSUD agar bisa mencapai target tersebut. Di antaranya dengan meningkatkan promosi kepada masyarakat mengenai pelayanan di RSUD. Selain itu juga melakukan sosialisasi mengenai penurunan tarif menyusul perubahan Perda No 13/2008, agar tarif itu diturunkan. Hal itu untuk menghilangkan citra di kalangan masyarakat bahwa tarif RSUD itu mahal. - Oleh : shs
Rabu, 04 November 2009
Belum 2 tahun, gedung Disdik retak & miring
Di gedung itu, mantan Kepala SMAN 2 Wonogiri itu langsung menelepon tim teknis Disdik untuk segera melakukan pengecekan. Dia meminta Kepala UPT Disdik Wonogiri, Dwi Puji Astuti, untuk waspada dan mengutamakan keselamatan pegawai.
”Kami sangat prihatin dengan kondisi bangunan tersebut karena belum dua tahun sudah retak-retak dan amblas urugan,” kata H Suparno.
Menurutnya, jika pelaksana proyek pembangunan gedung kontraktor asli Wonogiri maka akan mengerti karakteristik tanah di Kelurahan Wonokarto, Wonogiri. ”Apakah dalam membangun tidak memakai slup? Kok retak-retak dan putus.”
Mantan Kepala SMAN 1 Girimarto ini mengatakan rehab Kantor UPT Disdik Wonogiri akan menjadi prioritas pada tahun anggaran 2010. “Menurut kami, kondisi bangunan rusak berat. Jika pelaksana proyek merupakan kontraktor asli Wonogiri mestinya tahu betul kontur tanah di Wonokarto. Apalagi jika dibanding dengan bangunan Gudang Buku, sangat jauh. Bangunan Gedung Gudang Buku tidak apa-apa dan berdiri sudah lama, tetapi kenapa bangunan baru justru sudah rusak berat.”
Antisipasi
Kepala UPT Disdik Wonogiri, Dwi Puji Astuti, mengaku sudah melaporkan kerusakan bangunan itu ke Disdik. Dia juga mengatakan sudah mengajukan izin menempati Gedung Gudang Buku jika kondisi ruangan tidak layak. “Kondisi dinding sudah miring dan atap juga sudah kami beri ‘selimut’ agar jika hujan air tidak langsung menetes, karena kerpus sudah retak-retak.”
Dijelaskan oleh Dwi, bangunan tersebut baru diterima pada Januari 2008. “Jadi belum ada dua tahun, tetapi semua plafon sudah tidak simetris lagi, kami sudah ajukan rehab bangunan dan mengajukan anggaran Rp 60 juta. Kami mengajukan pinjam Gedung Gudang Buku sebagai antisipasi, jika musim hujan pegawai akan ketakutan dan merasa tidak nyaman jika tetap bekerja di bangunan yang sudah retak-retak.”
Beberapa pegawai di kantor tersebut saat Espos datang mengaku waswas. - Oleh : Trianto Hery Suryon
Jumat, 30 Oktober 2009
Proyek dermaga Pantai Klotok dipindah ke Waru Duit rakyat Rp 1 M lebih mubazir
Kepala Desa Ketos, Paranggupito, Sutardi, dihubungi Espso, Kamis (29/10), mengaku kurang memahami dan mengerti kenapa proyek pembangunan penambatan kapal dikerjakan di Pantai Klotok. Padahal ombak di pantai itu dinilai lebih tinggi dibandingkan dua lokasi lainnya seperti Pantai Nampu dan Pantai Waru.
Dia mengatakan saat ini, jalan menuju ke Pantai Klotok dan bangunannya sudah jadi tetapi bangunan yang berada di tepi pantai itu sebagian runtuh karena tidak ada bangunan penahan ombak.
Dia menilai dana yang kucurkan untuk pembangunan tersebut mubazir alias sia-sia karena tidak ada perencanaan yang matang. ”Jelas mubazir karena bangunan yang berada di tepi justru runtuh terbawa ombak,” jelasnya.
Ketika Espos menanyakan ke DPRD maupun Bappeda Wonogiri kenapa yang dipilih dulu Pantai Klotok, tidak ada yang mengetahuinya. Sementara itu, anggota DPRD Jateng meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk menindaklanjuti rencana pembangunan dermaga tambatan kapal di Pantai Waru, Paranggupito. Sebelumnya, DPRD meminta proyek sejenis di Pantai Klotok dibatalkan. Pembangunan alur dan infrastruktur di Pantai Waru memakan dana senilai Rp 150 juta.
Lebih efisien
Menurut anggota Dewan DPRD Jateng, Subandi, berdasarkan hasil survei dan tinjauan lapangan, anggota Komisi B dan D DPRD Jateng akan menyeriusi rencana pembangunan dermaga yang merupakan tambatan kapal di Pantai Waru. Dia mengatakan lokasi dan ombak di Pantai Waru lebih kecil dibandingkan di Pantai Klotok. Jika dermaga dibangun di Pantai Klotok, dibutuhkan dana tidak sedikit untuk membangun pemecah ombak. ”Hasil survei kami sepakat untuk menindaklanjuti dan mengalihkan pembangunan dari Pantai Klotok ke Pantai Waru,” jelas dia ketika dihubungi Espos, kemarin.
Dia mengatakan untuk langkah awal, yang harus dilakukan di antaranya membuat alur tambatan perahu dan pembangunan jalan menuju lokasi tersebut. Menurutnya, proyek di Pantai Waru dinilai lebih efisien dibandingkan melanjutkan proyek di Pantai Klotok. Di samping itu, di Pantai Waru sudah terdapat detail engineering design (DED) sementara di Pantai Klotok, pemerintah harus membuat desain pembangunannya. “Sudah ada DED-nya kok dan lokasi itu lebih tepat untuk dibangun dermaga,” paparnya.
Sementara itu menurut Ketua Komisi II DPRD Wonogiri, Sutrisno, perkiraan pembangunan infrastruktur dan alur tersebut senilai Rp 150 juta. Untuk itu, instansi terkait seperti DPU, Disnakperla, Dinas ESDM & Pengairan segera membuat proposal dan menganalisis kebutuhan yang diperlukan. Dia mengatakan tambatan perahu di Paranggupito akan meningkatkan hasil tangkapan ikan. - Oleh : Dina Ananti SS
Rabu, 28 Oktober 2009
Rp 1 M telah dihabiskan DPRD minta proyek dermaga di klotok dipindah
Padahal proyek itu telah menghabiskan dana tidak kurang dari Rp 1 miliar.
Lokasi lain yang dibidik untuk dibangun dermaga yaitu Pantai Waru, yang kondisi geografisnya dinilai lebih mendukung dibandingkan Pantai Klotok. Jika diteruskan, pembangunan dermaga tersebut akan membutuhkan dana lebih banyak, lebih dari Rp 5 miliar.
Menurut anggota Dewan, Martanto, berdasarkan studi kelayakan pembuatan alur pendaratan perahu di Pantai Selatan Paranggupito yang dilaksanakan CV Cipta Adi Tama, ada lima lokasi yang menjadi alternatif pembangunan dermaga. Dia menyebut Pantai Nampu, Pringjono, Karangpayung, Waru dan Klotok. Dia mengatakan di antara lima alternatif tersebut, kondisi geografis Pantai Waru dinilai lebih menguntungkan.
”Intinya membuat alur agar nelayan dapat menepikan perahu, di Klotok harus dibangun pemecah ombak yang butuh dana,” papar dia ketika dijumpai Espos di sela-sela kunjungan anggota DPRD Jateng, Rabu (28/10).
Hasil perolehan ikan di sekitar Pantai Selatan, ujar dia, menjanjikan. Selain aneka ikan laut, Paranggupito terkenal dengan lobsternya.
Hal senada diungkapkan anggota Dewan lainnya, Ahmad Zarif. Belum lama ini, Komisi II meninjau Pantai Waru. Berdasarkan keterangan nelayan, pembangunan alur butuh dana sekitar Rp 55 juta. Sementara akses lain yang dibutuhkan adalah jalan makadam menuju lokasi, yang menelan dana Rp 40 juta. “Dilihat dari dana, jauh lebih efisien karena melibatkan swadaya masyarakat yang sebagian besar merupakan nelayan,” jelas dia. - Oleh : das
Senin, 26 Oktober 2009
Tersedia 286 lowongan CPNS 2009
Berdasarkan pantauan Espos, pengumuman formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang berada di areal Pendapa Rumah Dinas Bupati dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) ramai pengunjung, bahkan beberapa pengunjung berasal dari daerah lain seperti Sukoharjo dan Pacitan.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Suprapto, penyertaan berkas kesanggupan membayar uang senilai Rp 10 juta jika mengundurkan diri untuk mengantisipasi pelamar yang mendaftar lebih dari satu posisi dan daerah. Dia mengatakan meskipun telah diberlakukan sistem online tetapi Pemkab juga memberlakukan pengiriman via pos. “Iya itu wajib dilampirkan, jangan sampai ada kejadian seperti tahun lalu sejumlah formasi (posisi-red) kosong dan itu kerugian bagi Pemkab,” jelas dia ketika dijumpai Espos di Sekretariat Daerah (Setda), Senin (26/10).
Kualifikasi
Formasi yang dibutuhkan dan kualifikasi pendidikan yang disyaratkan meliputi 116 tenaga guru, 113 tenaga kesehatan dan 57 tenaga teknis. Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Reni Ratnasari mengatakan dengan sistem online, pelamar dapat mengunjungi situs www.cpns.jatengprov.go.id untuk mendapatkan nomor pendaftaran dan formulir pendaftaran. Persyaratan lain yang harus dilengkapi setelah dinyatakan lulus seleksi di antaranya kartu kuning, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), surat keterangan kesehatan dan bebas psikotropika. ”Kami telah berkoordinasi dengan dinas terkait dalam hal ini RSUD untuk mempersiapkan pelayanan kesehatan dan cek psikotropika,” papar dia. - Oleh : Dina Ananti SS
Formasi CPNS Kabupaten Wonogiri 2009
a. Tenaga Kependidikan
Formasi Jumlah Jurusan
Guru SD
Guru SD 51 PGSD
Guru Penjaskes 21 S1 Penjas/pendidikan
Guru Agama Islam 14 S1 Tarbiyah
Total 86
Guru SMP
Agama Islam 1 S1 Tarbiyah
Bahasa Inggris 2 S1 Pend bahasa Inggris/ sastra Inggris+akta IV
Penjaskes 1 S1 Penjas
Matematika 2 S1 Pend Matematika/MIPA+akta IV
Fisika 1 S1 Pend Fisika/MIPA+akta IV
Seni Tari 1 S1 Pend Seni Tari/Seni Tari+akta IV
Seni Musik 1 S1 Pend Seni Musik/Seni Musik+akta IV
Seni Rupa 1 S1 Pend Seni Rupa/Seni Kriya/Rupa+akta IV
Bahasa Jawa 1 S1 Pend Bahasa Jawa/Sastra Jawa+akta IV
TIK 2 S1 Pend Ilmu Komputer (IK)/IK+akta IV
BP/BK 1 S1 BP/Psikologi+akta IV
Total 14
Guru SMA
Bahasa Inggris 1 S1 Pend Bahasa Inggris/Sastra Inggris+akta IV
Agama Islam 1 S1 Tarbiyah
Matematika 2 S1 Pend Matematika/MIPA +akta IV
Sosiologi 2 S1 Pend Sosiologi/FISIP+akta IV
TIK 2 S1 Pend Ilmu Komputer (IK)/IK+akta IV
BP/BK 1 S1 BP/Psikologi+akta IV
Total 9
Guru SMK
Bahasa inggris 2 S1 Pend bahasa Inggris/Sastra Inggris+akta IV
Matematika 2 S1 Pend Matematika/MIPA +akta IV
Bahasa Indonesia 1 S1 Pend BI/Sastra+akta IV
KKPI (komputer) 2 S1 Pend Ilmu Komputer (IK)/IK+akta IV
Total 7
Total guru 116
B. Tenaga Kesehatan
Asisten apoteker 11 D3 Farmasi
Dokter Spesialis anak 1 Dokter Spesialis anak
Dokter Spesialis Mata 1 Dokter Spesialis Mata
Dokter Gigi 9 Dokter Gigi
Nutrisionis 12 D3 Gizi
1 S1 Gizi
Perawat 22 D3 Keperawatan/Akper
Sanitarian 8 D3 Kesehatan Lingkungan
Perawat Gigi 8 D3 Kesehatan Gigi
Dokter umum 3 Dokter umum
Bidan 19 D3 Kebidanan
Pranata Lab Kes 13 D3 Analis Kesehatan
Perekam medik 1 D3 Rekam Medik
Radiografer 1 D3 Radiografer/Radiologi
Penata Anestesi 1 D3 Anestesi
Penyuluh kes masy 2 S1 Kesehatan Masyarakat
Total 113
C. Tenaga Teknis
Pranata Komp 19 D3 Komp/TI/SI/MI
Pranata Komp 1 D3 Komp Desain Grafis/Animasi/Multimedia
Pranata komp 1 S1 Komp/TI/SI/MI
Verifikator keuangan 6 D3 Akuntansi
Analis kesejahteraan 1 S1 EM/EP/Sospol Adm/Pemerintahan/Ilmu hukum
Perencana 1 S1 EM/EP/ Sospol Adm/Pemerintahan/Ilmu Hukum
Penyuluh KB 2 S1 komunikasi/Kes Masy/Sosiologi
Analis Kepegawaian 1 S1 Hukum/Administrasi Negara
Penata lap keuangan 1 S1 Akutansi
Penyuluh Koperasi 1 S1 Ekonomi/S1 Pertanian
Penyuluh Perikanan 1 S1Perikanan
Penyuluh Perindustrian 1 S1 Hukum/Sospol/Ekonomi
Pengawas Teknis Jalan 1 S1 Teknik Sipil/Arsitektur
Pengawas Teknis Penyehatan Lingkungan 1 S1Teknik Sipil/Lingkungan
Pengendali Dampak Lingkungan 1 S1 Teknik Sipil/Lingkungan
Penera 1 S1 Teknik Mesin
Penyuluh Pertanian 3 S1 Pertanian/Teknik Pertanian/Sosek Pertanian/THP
Instruktur auto motor 1 S1 Teknik Mesin
Instruktur Kej Pertanian 3 S1 Pertanian
Instruktur Kelistrikan 1 S1 Teknik Listrik
Pemandu Wisata 1 D3 Pariwisata
Medik Veteriner 1 dokter hewan
Pengawas bibit ternak 1 S1Peternakan
Penyusun Program 1 S1Ekonomi
Penata Lap Barang 1 S1 Akuntansi
Pustakawan 1 D3 perpustakaan
Pranata Humas 1 S1 Komunikasi/D4 Manajemen Produksi Siaran/ Manajemen Pemberitaan
Pengawas Teknis 1 S1 Teknik Sipil
Tenaga Teknis Administratif
Arsiparis 2 D3 Sekretaris
Analis Potensi 1 S1 EM/EP/AN/Pemerintahan
Total 57
Jumlah total 286
Sabtu, 24 Oktober 2009
Kamis, 22 Oktober 2009
rekrutmen CPNS bebas pungutan
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Suprapto, di Wonogiri, Kamis (22/10). Dia mengakui perekrutan CPNS merupakan hal rawan dan tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan oknum dengan iming-iming dapat meloloskan peserta. Dia menegaskan karena pelaksanaan penerimaan CPNS difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jateng maka hasil keputusan telah melewati seleksi.
Menurut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri, Reni Ratnasari, persiapan pelaksanaan perekrutan telah dilakukan sejak September, diperkirakan pengumuman formasi akan disampaikan pada akhir Oktober mengingat penerimaan lamaran dan pendaftaran dibuka hingga November.
Dia menambahkan tes tertulis rencananya dilakukan pada awal Desember. Lebih lanjut dia mengatakan ujian tertulis tidak akan digelar di GOR Giri Mandala karena penerangan gedung tersebut tidak mendukung. Kemungkinan tes digelar di sekolah-sekolah negeri maupun swasta. Reni mengatakan CPNS yang diterima di dua tempat, jika mengundurkan diri dikenai penggantian biaya tes.
”Pelaksanaan tes akan dilakukan pada hari Minggu sehingga tidak mengganggu proses belajar-mengajar,” papar dia. - Oleh : das
PANTAI BARAT NAMPU
Jumat, 16 Oktober 2009
Daftar Anggota Dewan DPRD Kabupaten Wonogiri
WAWAN SETYA NUGRAHA, S.SOS Ketua
RADJIMAN (Wakil Ketua DPRD sementara) Wakil Ketua
Martanto, SH Anggota
Rudatin Haryanto, SE Anggota
Tarso Anggota
Bambang Sadriyanto Anggota
As Joko Prayitno Anggota
Heru Sukoco S.Psi. Anggota
M. Zainudin, S.Sos, M.Hum Anggota
Timo Anggota
Catur Winarko Anggota
Sriyono, S.Pd Anggota
Iyut Yatiyo Anggota
Indah Retnowati, SE Anggota
Gimanto, SH Anggota
Titik Sugiyarti, S.Sos. Anggota
Wahyudi W, SH Anggota
Setyo Sukarno Anggota
Soetarno SR Anggota
Novri Roesmono Anggota
Endah Umaryani Anggota
Sutrisno, SE, MM Anggota
Samino, SIP Anggota
Retno Haryani, SE Anggota
Hj. Paryanti Anggota
Sugeng Ahmadi Anggota
Sugiyarto, S.Pd Anggota
Gatot Rijomo Anggota
Suhardono Anggota
Tuharno, SH Anggota
Sardi Anggota
Drs. Hamid Noor Yasin Anggota
Ahmad Zarif, SE Anggota
Dr. Ngadiyono Anggota
Jarmono, SE Anggota
Tinggeng, SH Anggota
Sulardi Anggota
Kristian Teguh Suryono, ST. Anggota
Ir. Dwi Hatmoko Anggota
Sunarmin Anggota
Iskandar Anggota
Paino, Se Alias Abdullah Rabbani, Se Anggota
Suratno Anggota
Marhendi Indriatmoko Anggota
Susanto Anggota
M Nusantoro Anggota
Indun Suyetno Anggota
Dangi Darmanto Anggota
Haryoto,S.Pd Anggota
WONOGIRI MENJADI KANDIDAT PENERIMA CITRA BHAKTI ABDI NEGARA
Kushardo, Asisten Deputi Tata Laksana Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) mengatakan program penilaian ini sejalan dengan kebijakan Kementrian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Tahun 2009 yakni dengan diselenggarakannya Penilaian Citra Bhakti Abdi Negara. Selain dari kementrian PAN, tim penilai pusat juga disertai oleh unsur LSM.
Lebih lanjut Kushardo menyampaikan Timnya akan menilai berbagai upaya yang telah dilaksanakan oleh pemkab dalam berbagai aspek antara lain: penerbitan landasan peraturan dan surat edaran di bidang pelayanan public; peningkatan partisipasi masyarakat melalui kegiatan pertemuan dengan LSM, Pemuka masyarakat dan forum komunikasi lainnya; penerapan reward and punishment bagi petugas unit pelayanan public; pembinaan teknis terhadap unit pelayanan public; peningkatan profesionalisme pejabat di bidang pelayanan public; pembebasan biaya SPP bagi siswa SD dan SMP; pengembangan manfaat e-Gov; peningkatan infra struktur; peran pemkab dalam peningkatan ekonomi daerah; dan pengembangan sikap kewirausahaan.
Sementara itu Wakil Bupati Wonogiri Dr. Y. Sumarmo dalam sambutannya mengatakan Jajarannya sangat menghargai upaya penilaian tersebut. Menurutnya ini merupakan apresiasi Pemerintah Pusat terhadap pemerintah Kabupaten/Kota dan merupakan dorongan bagi keberhasilan peningkatan pelayanan publik melalui berbagai inovasi dan terobosan yang lebih baik lagi. Dalam hal kinerja pelayanan public, Bupati mengakui bahwa meskipun banyak kemajuan yang dicapai namun demikian masih banyak juga yang perlu dibenahi dengan peran serta seluruh Aparatur Negara, dunia usaha dan masyarakat.
Sumarmo juga mengajak segenap jajarannya agar terus meningkatkan pelayanan publik, sehingga kepuasan masyarakat akan pelayanan masyarakat bisa berjalan optimal.
Di tempat yang sama Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian Setda Drs. Teguh, MM ketika ditemui penulis mengatakan pelayanan publik di bidang pendidikan yakni sekolah gratis untuk dikdas 9 tahun, koperasi RT (ada 6.912 Koperasi RT yang sudah berbadan hukum), kegiatan tilik desa dan Tarling Bupati, Sarana Transportasi yang memadai, penerapan jabatan fungsional di unit pelayan public, serta pembebasan biaya akte kelahiran baru merupakan beberapa point yang diharapkan dapat mendongkrak nilai kinerja Pemkab Wonogiri.
Bebas biaya pendidikan dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada keluarga miskin untuk bisa mengenyam pendidikan. Untuk tahun 2008 ini jumlah sekolah yang membebaskan biaya pendidikannya di berbagai tingkat adalah SMA ada 55 sekolah (21 SMA, 21 SMK) SMP ada 128 Sekolah dan SD ada 817 sekolah.
Pada aspek penerbitan Perda Akte Kelahiran Bebas Bea Bupati Wonogiri bahkan telah mendapat penghargaan dari Presiden RI dan penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan RI. “Tak hanya itu untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Pemkab Wonogiri melalui unit terkait juga telah melaksanakan program Jemput Bola” jelas Teguh.
Beberapa lokasi yang ditinjau Tim Evaluasi Pelayanan Publik Tingkat Pusat dalam penilaian tersebut adalah SMK N 2 Wonogiri, BPR/BKK Wonogiri Kota, Puskesmas Selogiri, Disduk Capil, dan KPPT. (Purba)
Minggu, 11 Oktober 2009
HARMONI ALAM TRANS TV TAYANG 11 OKT 2009 DI PANTAI NAMPU DAN SEMBUKAN PARANGGUPITO
Poyek Puskesmas salahi bestek, 2 rekanan ditegur
Berdasarkan hasil laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), uji petik yang dilakukan tim BPK menemukan dua gedung Puskesmas di Tirtomoyo dan Ngadirojo yang menelan dana Rp 72 juta, menunjukkan pembangunan gedung tidak sesuai RKS di antaranya pemilihan material bangunan.
Menurut anggota Dewan, Ngadiyono, adanya laporan pemeriksaan dari BPK tersebut, dirinya mempertanyakan Pemkab sampai di mana proses klarifikasi dan pertanggungjawaban terkait pembangunan yang dinilai menyalahi RKS tersebut? Selain itu, dia menambahkan, ke depan, Pemkab diminta selektif dalam hal menunjuk rekanan untuk menyelesaikan proyek. “Seleksi yang dilakukan oleh Pemkab terkait penunjukan pihak ketiga harus lebih selektif, karena jika ada kesalahan prosedur rekanan harus bertanggung jawab,” jelas dia, Jumat (9/10).
Pada tahun 2008, ada sebelas Puskesmas di beberapa kecamatan yang mendapatkan dana guna melaksanakan pembangunan fisik serta rehabilitasi dengan anggaran Rp 5 miliar. Namun pada pelaksanaannya, BPK menemukan pembangunan yang menyalahi ketentuan. Akibat kondisi tersebut kualitas bangunan belum sesuai yang diharapkan. Sekretaris Daerah Wonogiri, Suprapto, mengakui adanya kesalahan. Dia mencontohkan cat tembok tidak rata, daun jendela tidak sesuai spesifikasi, plesteran tembok retak-retak, selot rusak maupun kayu jati yang diganti menggunakan kayu lannya.
Pihaknya telah memberikan teguran terhadap rekanan. “Setelah diadakan pengecekan langsung, kami minta rekanan bertanggung jawab,” jelas dia.
Dibongkar
Dia mengatakan kedua rekanan tersebut telah membongkar bangunan yang dinilai tidak sesuai dengan ketentuan dan hasil pembongkaran tersebut telah dilaporkan kembali ke BPK. Menurutnya, bahan bangunan yang digunakan misalnya kayu yang digunakan adalah jenis jati tetapi rekanan menggunakan jenis kayu lain di luar kesepakatan. Suprapto menambahkan pengawas lapangan dalam hal ini mendapatkan teguran terkait pelaksanaan bangunan itu, untuk dapat melaksanakan tugas lebih maksimal.
“Rekanan pada prinsipnya bertanggung jawab, dan hasil pembongkaran tersebut telah disampaikan kembali sebagai laporan atas penyelesaian proyek,” ungkapnya. - Oleh : Dina Ananti SS
Rabu, 07 Oktober 2009
GIRIWOYO KINI
sekilas pandang PARANGGUPITO
Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :
1. DESA JOHUNUT
2. DESA KETOS
3. DESA SONGBLEDEG
4. DESA PARANGGUPITO
5. DESA SAMBIHARJO
6. DESA GUDANGHARJO
7. DESA GUNTURHARJO
8. DESA GENDAYAKAN
adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.