Selasa, 18 Januari 2011

Bayi super besar lahir berbobot 6 kg


Wonogiri (Espos)–Bayi laki-laki di ruang perawatan bayi risiko tinggi (Risti) RS Anak Astrini, Wonogiri, Minggu (16/1) pagi itu tak banyak bergerak. Matanya terpejam rapat, hanya berupa garis di atas pipi super tembam berwarna merah muda seperti sepasang buah apel. Selang oksigen terpasang di lubang hidungnya, sementara napasnya sangat cepat, nyaris tersengal.

Melihat ukuran dan bobotnya yang mencapai 5,7 kg, orang mungkin akan terkecoh, mengira bayi ini sudah berumur tiga atau empat bulan. Padahal, usia anak keempat pasangan Wiyono dan Mulyati, warga RT 4/RW 5 Desa Sempukerep, Kecamatan Sidoharjo, kemarin pagi baru sekitar 24 jam.

Bayi ini lahir melalui operasi caesar di RS Bersalin Fitri Chandra yang terletak bersebelahan dengan RS Anak Astrini, Sabtu (15/1) pagi, dengan bobot 6 kg, atau sekitar dua kali bobot normal bayi baru lahir.

“Waktu dirujuk ke sini kemarin pagi (Sabtu), bobotnya memang 6 kg, tapi pagi ini (Minggu) kami timbang lagi bobotnya 5,7 kg. Kondisinya bagus dan seluruh organ vital maupun fisiknya lengkap. Di lihat dari usia kehamilan ibunya juga sudah mencukupi,” ungkap dokter jaga di RS Anak Astrini, dr Celly Septiana, saat ditemui wartawan, Minggu.

Menurut dr Celly, bayi lahir berukuran besar bukan hal yang aneh jika sang ibu penderita gula darah tinggi atau diabetes melitus. Sedangkan ibu bayi tersebut, Mulyati, menurut hasil pemeriksaan laboratorium, gula darahnya normal.

“Hanya memang kabarnya, tiga anak sebelumnya juga lahir dengan ukuran besar, tapi tidak sebesar yang terakhir ini. Waktu mau melahirkan si ibu kejang, tekanan darah tinggi dan bengkak kaki sehingga langsung disarankan operasi,” terang dr Celly.

Kelahiran bayi yang belum diberi nama itu memang membuat pasangan Wiyono-Mulyati bahagia. Namun kebahagiaan pasangan ini dibayang-bayangi kekhawatiran.

“Ya tetap khawatir, wong bobotnya waktu lahir sangat besar. Takut kalau ada yang tidak beres. Saya hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja,” ujar Wiyono, saat ditemui di sela-sela menunggui isterinya di RS Bersalin Fitri Chandra.

Wiyono yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu mengatakan tidak ada gejala yang aneh selama kehamilan isterinya. Dengan berat badan isterinya yang mencapai 86 kg, awalnya kehamilan itu tidak tampak dan baru diketahui setelah usia kehamilan lima bulan. Pola makannya pun normal, bahkan dikatakan Wiyono, istrinya agak kesulitan makan selama hamil.

“Cuma kok sebulan menjelang kehamilan, badan istri saya makin besar dan makin besar hingga mencapai 100 kg. Ini benar-benar di luar dugaan. Tiga anak saya sebelumya juga lahir besar tapi tidak sebesar ini,” katanya.

Ditambahkan salah satu kerabatnya, Sarwanto, anak pertama Wiyono-Mulyati yang berumur 18 tahun, kini berbobot 90 kg. “Tapi seingat saya, anak pertama sampai ketiga, waktu lahir beratnya hanya 3-4 kg,” imbuhnya.

shs

Tidak ada komentar:

sekilas pandang PARANGGUPITO

Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :

1. DESA JOHUNUT

2. DESA KETOS

3. DESA SONGBLEDEG

4. DESA PARANGGUPITO

5. DESA SAMBIHARJO

6. DESA GUDANGHARJO

7. DESA GUNTURHARJO

8. DESA GENDAYAKAN

adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.

wonogiri, kecamatan paranggupito, paranggupito, sambiharjo, gudangharjo, gunturharjo, gendayakan, johunut, ketos, songbledeg, kota kecamatan paranggupito, pantai nampu, pantai sembukan, pantai sanggrahan,wisata pantai wonogiri, gula jawa, gaplek, nasi thiwul, giribelah

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "
yang menginginkan kaos dengan desain ini bisa pesan dengan harga 25.000 belum termasuk ongkos kirim, bagi yg berminat hub 085228691955

PARANGGUPITO MAP

PARANGGUPITO MAP


peta" PARANGGUPITO "

peta" PARANGGUPITO "