Jumat, 20 Februari 2009

thiwul wonogiri

HIDANGAN khas di suatu daerah, sering kali lekat dengan sebuah kota. Misalnya gudeg yang identik dengan Yogyakarta dan lumpia untuk Semarang. 

Demikian pula dengan nasi thiwul maupun cabuk. Kedua jenis hidangan ini memang tidak sepopuler gudeg Yogya dan lumpia Semarang. Namun, bila Anda berkunjung ke Wonogiri, Jawa Tengah, hidangan ini menjadi salah satu hidangan yang dicari. 

Nasi gaplek yang dihidangkan bersama sayur lombok, sambal bawang, dan cabuk, menjadikannya sebagai makanan tradisional yang patut dicoba. Tidak hanya oleh mereka pehobi kuliner, tapi juga masyarakat umum. 

Dua jenis makanan itu konon merupakan makanan khas Wonogiri. Nasi thiwul berbahan utama singkong kering (gaplek) yang ditumbuk, sedangkan cabuk berbahan utama biji wijen. 

Sembari menikmati nasi thiwul dan cabuk, para pengunjung di warung makan Ngaso Angkringan juga bisa menikmati berbagai minuman. 

Ada kejutan kecil di warung berkonsep rumah bambu itu. Pemiliknya membuat kreasi yang tak terduga, menggabungkan hidangan tradisional dengan minuman asli India, teh tarik. Nasi thiwul dengan cabuk yang dipasangkan dengan teh tarik, menjadi pasangan makanan dan minuman campuran Wonogiri- India yang pas. 

Pemilik warung yang terletak di Jalan Diponegoro, Pokoh, Wonoboyo, Wonogiri Susilo Darmoharsono, yang kini berusia 50 tahun, itu rupanya jebolan chef sejumlah hotel berbintang baik dalam maupun luar negeri. 

Selama lebih dari 20 tahun Susilo berkarier di perhotelan. Bahkan, dia juga pernah menjadi chef bagi mantan Presiden Megawati Soekarnoputri saat melakukan kunjungan di Vietnam, 25 Juni 2003. 

Menurutnya, makanan modern saat ini adalah hal biasa. Banyak orang yang mengonsumsinya. Lain halnya dengan nasi thiwul dan cabuk yang sudah jarang ditemukan. 

"Cabuk itu asli Wonogiri. Bahkan, dulu mantan Presiden Pak Harto kalau ke Wonogiri pasti mencari cabuk," katanya. 

Berbagai menu sayur di warung tersebut juga disajikan secara unik di tempat yang terbuat dari tanah (gerabah). Penyajiannya dibuat sealami mungkin, jauh dari kesan modern. 

Dengan harga yang merakyat, para pencinta kuliner bisa menikmati berbagai makanan khas daerah di warung Ngaso Angkringan ini. 

Selain nasi thiwul, masih terdapat nasi merah yang tak kalah unik dan gurih rasanya. Di warung yang baru dibuka sekitar satu setengah tahun lalu itu, selain menyajikan makanan tradisional khas Wonogiri, juga menyajikan makanan ala Eropa dan Asia, seperti steak daging. 

"Kalau orangtua biasanya lebih memilih makanan tradisional, tapi kalau remaja lebih memilih steak," ujarnya.(sindo//nsa)


( diambil dari okezone.com )

1 komentar:

Bambang Haryanto mengatakan...

Salut untuk blog yang bersemangat men-dunia-kan Paranggupito dan Wonogiri kita. Oh ya saya senang di blog ini ada tulisan tentang Cafe Ngaso Angkringan yang menyediakan makanan thiwul dan cabuk. Kebetulan, pemiliknya Mas Bambang Susilo Darmoharsono, adalah teman ngobrol saya. Kalau main ke kafe, selalu disuguh menu memikat : jangan pedes, goreng ikan asin, dan juga cabuk. Silakan mampir di dekat perempatan Pokoh Wonogiri. Bisa pula kontak di : +62811393150464. Sukses selalu, Mas Budi !

sekilas pandang PARANGGUPITO

Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :

1. DESA JOHUNUT

2. DESA KETOS

3. DESA SONGBLEDEG

4. DESA PARANGGUPITO

5. DESA SAMBIHARJO

6. DESA GUDANGHARJO

7. DESA GUNTURHARJO

8. DESA GENDAYAKAN

adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.

wonogiri, kecamatan paranggupito, paranggupito, sambiharjo, gudangharjo, gunturharjo, gendayakan, johunut, ketos, songbledeg, kota kecamatan paranggupito, pantai nampu, pantai sembukan, pantai sanggrahan,wisata pantai wonogiri, gula jawa, gaplek, nasi thiwul, giribelah

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "
yang menginginkan kaos dengan desain ini bisa pesan dengan harga 25.000 belum termasuk ongkos kirim, bagi yg berminat hub 085228691955

PARANGGUPITO MAP

PARANGGUPITO MAP


peta" PARANGGUPITO "

peta" PARANGGUPITO "