Rabu, 04 Maret 2009

pendidikan gratis

ini berita saya kutip dari solopos.

seandainya pemerintah serius terhadap pendidikan dengan anggaran 20% maka seharusnya pendidikan menjadi lebih baik

Edisi : Kamis, 05 Maret 2009 , Hal.V

Guru masih bingung pendidikan gratis 

Wonogiri (Espos) Program pendidikan gratis masih membingungkan para pelaku pendidikan. Mereka tidak jelas soal komponen yang digratiskan. 

Hal tersebut mengemuka dalam seminar Formulasi Pendidikan Gratis di Kabupaten Wonogiri, Rabu (4/3), di Gedung Giri Wahana, Wonogiri. Seminar yang digagas Dewan Pendidikan Wonogiri ini menghadirkan pembicara Kabid SMP/SMA Dinas Pendidikan Wonogiri Suwartono, Ketua Komisi D DPRD Wonogiri Wawan Setya Nugraha, dan Ketua Forum Komunikasi Dewan Pendidikan Soloraya Dr Arief Suryono.
Jika pendidikan gratis adalah komponen biaya operasional dasar, maka hal itu sudah terpenuhi dengan adanya bantuan operasional sekolah (BOS) tahun 2009. Sementara pembiayaan terdiri atas tiga komponen, yakni biaya operasional, biaya personel dan dana investasi.
Selain itu, bagi rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI), biaya operasionalnya berbeda dengan sekolah standar. Kalau pendidikan gratis itu diperuntukkan bagi siswa dan bukan lembaga sekolah, hal itu akan menyulitkan RSBI. 
“Biaya gratis itu apakah hanya standar atau tambahan mata pelajaran (Mapel) karena jika diakumulasi kebutuhan operasional per tahun jika dengan Mapel tambahan senilai Rp 1,074 juta,” ujar Gini dari SMPN 1 Jatisrono.
Hal senada dikemukakan Kepala SMPN 1 Wonogiri, H Kusman. “Pembiayaan pendidikan gratis ini ada dualisme. Yang dibiayai itu kelas atau lembaga karena menyangkut status sekolah yang RSBI. Jika kelas, kebutuhan anak-anak RSBI itu cukup tinggi,” jelas dia.
BOS meningkat
Suwartono mengatakan pendidikan bagi sebagian masyarakat Wonogiri dinilai tidak penting, sehingga wacana pendidikan gratis perlu formulasi karena kondisi geografis Wonogiri cukup luas dan berupa pegunungan. 
“Bagi masyarakat di daerah pinggiran atau terpencil, pendidikan kurang penting. Yang penting bisa ngrewangi (membantu-red) bapaknya. Seperti di Kismantoro itu, ada anak kelas VI tetapi sudah melahirkan. Sementara pemerintah wajib mencerdaskan warganya dan rakyat perlu pendidikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan ada tiga hal yang perlu diperhatikan agar visi dan misi pendidikan gratis bisa terwujud. Tiga hal yang meski dimasukkan dalam pertimbangan pengalokasian dana adalah faktor geografis, kultur sosial dan faktor kemiskinan. 
Lebih lanjut mantan Kasubdin TK/SD Disdik Wonogiri ini menjelaskan dana BOS tahun 2009 sudah meningkat dibanding tahun sebelumnya. Untuk SD/MI/SDLB senilai Rp 397.000/siswa/tahun dan untuk SMP/MTs/SMPLB senilai Rp 570.000/siswa/tahun.
“Jika bantuan didasarkan pada jumlah siswa, sekolah yang hanya memiliki siswa sedikit akan mengalami masalah. Jika dikalikan berapa pun jumlahnya tetap sedikit karena kebutuhan per sekolah yang memiliki siswa kurang dari 60 anak sekitar Rp 15 juta,” jelas dia.
Sedangkan Arief Suryono mengatakan perlu kejelasan agar kebutuhan yang ditanggung oleh pemerintah jelas. “Tanggung jawab pemenuhan pembiayaan itu dibagi oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Itu solusi yang meski diformulasikan, sehingga tujuan pendidikan gratis bisa dilaksanakan. Kalau standarnya senilai BOS, sekarang ini sudah gratis karena pembiayaan diambil alih oleh pemerintah.”
Ketua Komisi D DPRD Wonogiri, Wawan Setya Nugraha, mendukung program pendidikan gratis di Wonogiri. “Ini sebuah istilah buah simalakama yang harus ditempuh, karena negara tetangga saja sudah melaksanakan pendidikan gratis.” - Oleh : tus

Tidak ada komentar:

sekilas pandang PARANGGUPITO

Paranggupito awalnya hanya sebuah kelurahan, seiring dengan perluasan wilayah kabupaten Wonogiri atau pemekaran wilayah maka Paranggupito dijadikan sebuah Kota kecamatan kecil yang memiliki 8 DESA meliputi :

1. DESA JOHUNUT

2. DESA KETOS

3. DESA SONGBLEDEG

4. DESA PARANGGUPITO

5. DESA SAMBIHARJO

6. DESA GUDANGHARJO

7. DESA GUNTURHARJO

8. DESA GENDAYAKAN

adapun batas wilayahnya bagian barat di kelurahan songbledeg berbatasan langsung dengan kelurahan songbanyu, rongkop gunungkidul, sebelah utara desa johunut berbatasan langsung dengan kec giritontro, wilayah timur desa gendayakan dan desa gunturharjo berbatasan dengan kec donorojo, dan kalak merupakan bagian kabupaten pacitan jawa timur. sebelah selatan berbatasan langsung dengan pantai selatan dimana kecamatan ini mempunyai 3 pantai yang telah dibuka untuk kunjungan wisata, ritual labuhan, dan rencana dermaga kecil. telah memiliki akses jalan dengan jalan aspal namun memang memiliki jalan berliku dan kurang lebar sehingga harus extra hati_hati. Daerah paranggupito memiliki masyarakat yang sebagian besar petani tadah hujan, memelihara ternak, dan sebagian mengembangkan industri rumah tangga gula jawa. juga telah memiliki fasilitas pendidikan dr setingkat taman kanak kanak sampai dengan SMA serta didukung dengan kelompok perkuliahan jarak jauh. fasilitas kesehatan sudah mendukung dengan satu puskesmas kecamatan 3 puskesmas pembatu, dan bidan desa. serta menjadi kecamatan rawan kekeringan, dengan kondisi alam pegunungan batu padas dan tanah yang tidak begitu subur. namun merupakan salah satu kecamatan penghasil budi daya pertanian berupa gaplek dan kayu jati.

wonogiri, kecamatan paranggupito, paranggupito, sambiharjo, gudangharjo, gunturharjo, gendayakan, johunut, ketos, songbledeg, kota kecamatan paranggupito, pantai nampu, pantai sembukan, pantai sanggrahan,wisata pantai wonogiri, gula jawa, gaplek, nasi thiwul, giribelah

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "

KAOS " I LOVE PARANGGUPITO "
yang menginginkan kaos dengan desain ini bisa pesan dengan harga 25.000 belum termasuk ongkos kirim, bagi yg berminat hub 085228691955

PARANGGUPITO MAP

PARANGGUPITO MAP


peta" PARANGGUPITO "

peta" PARANGGUPITO "